Momen Pangeran Diponegoro Lolos Pengejaran Pasukan Belanda di Sungai Progo

7 hours ago 1

Pangeran Diponegoro menjadi buruan Belanda saat perlawanannya di Perang Jawa. Beberapa kali sang pangeran diburu oleh pasukan Belanda. Bahkan penyerbuan Belanda ke markas Pangeran Diponegoro di Selarong, gagal membuahkan hasil. 

Jenderal De Kock pimpinan Belanda pun memerintahkan agar Pangeran Diponegoro dan pasukannya terus dikejar. Informasi tentang keberadaan Diponegoro simpang siur. Pada bulan Oktober 1825, Mayor Sollewijn diperintahkan menyerbu Kutagede, gagal menemukan Diponegoro. 

Pada tanggal 24 Oktober de Kock mendapat informasi bahwa Diponegoro berada di tepi barat Sungai Bedog. Operasi pengejaran terhadap Diponegoro langsung dipimpin de Kock. Dengan mengerahkarı kekuatan tiga kolone atau 1.258 orang, dengan garis awal kota Bantul. 

Dikutip dari buku "Sejarah Nasional Indonesia IV : Kemunculan Penjajahan di Indonesia", Kolone pertama di bawah Mayor Sollewijn, kolone kedua dipimpin oleh Kapten van de Polder, dan kolone ketiga, yang berada di tengah, dipimpin oleh Jenderal de Kock sendiri. Kolone pertama yang bergerak ke desa jeblok dihadang oleh pasukan Diponegoro, sehingga terjadi pertempuran hebat.

Kolone kędua dan ketiga bergerak ke Kasihan. Diponegoro yang mengonsentrasikan kekuatannya di desa ini, diserbu oleh pasukan lawan. Pertempuran seru pun terjadi. Pasukan Diponegoro bertempur dengan berani tanpa menghiraukan tembakan meriam. 

Di pihak Mandung jatuh korban 40 orang. Diponegoro berhasil meloloskan diri dari kepungan lawan bergerak ke Gegulu di tepi barat Sungai Progo. Dengan susah payah pasukan yang dipimpin Mayor Sollewijn berhasil sampai Gegulu, dan menemukan desa ini telah kosong dan dibakar.

Sebaliknya, di desa Kaliwatang pasukan Sollewijn dihadang oleh pasukan Diponegoro. Dalam pertempuran di Kaliwatang jatuh korban 40 orang di pihak Diponegoro. Dalam operasi pengejaran ini Jenderal de Kock gagal menangkap Diponegoro, tetapi berhasil membersihkan pangkalan lawan di sekitar negara Yogyakarta. 

Operasi pengejaran diteruskan ke wilayah Yogyakarta Utara. Pimpinan operasi diserahkan kepada Jenderal Mayor van Geen, karena de Kock dipanggil ke Batavia. Van Geen melakukan tindakan yang sama dengan de Kock. Operasi pengejaran dilanjutkan dengan mengerahkan tiga kolone, dan bergerak ke desa Ngrajeg dan Jumeneng. 

(Khafid Mardiyansyah)

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|