Kisah Tunggul Ametung Nyaris Tewas saat Gunung Kelud Meletus (Foto Ilustrasi: Okezone)
TUGGUL Ametung nyaris tewas jauh sebelum dibunuh Ken Arok, karena letusan Gunung Kelud. Saat itu gunung yang berada di perbatasan tiga wilayah Blitar, Kediri, dan Malang itu meletus dahsyat. Tunggul Ametung yang berkuasa di Tumapel saat itu berada di bawah kekuasaan Kediri, tengah mencari seorang brahmana atau pendeta agama Hindu.
Tunggul Ametung berusaha mencari keberadaan mertuanya Mpu Purwa yang tak ditemukan. Tapi karena tak menemukan keberadaan Mpu Purwa, menantu itu langsung merusak rumah seisinya, termasuk padepokan milik Mpu Purwa sang pendeta agama Hindu Syiwa ini.
Puas melampiaskan marahnya ke Mpu Purwa, Tunggul Ametung bergerak terus mencari brahmana lain. Tujuannya kali ini adalah Arya Artya. Brahmana satu ini oleh Tunggul Ametung juga dituduh telah mencelakakan dirinya.
Namun ketika sampai di rumah Artya sebagaimana dikisahkan buku "Hitam Putih Ken Arok : Dari Kejayaan Hingga Keruntuhan", penghuninya sudah tidak ada. Seluruh anggota Artya juga telah berhasil melarikan diri. Ia bersama pasukannya terus memburu Artya ke tengah hutan.
Namun sialnya saat mencari orang yang diburunya itu, tiba-tiba muncul bencana alam, gunung Kelud meletus dan gempa pun melanda yang mengakibatkan longsor. Karma pun langsung dibalas nyata. Akibat bencana ini, Tunggul Ametung pun langsung terjatuh dari kudanya dan ia tertindih oleh pohon yang tumbang.
Tubuh Tunggul Ametung pun langsung terluka parah. Untung akuwu Tumapel ini nyawanya masih bisa diselamatkan. Tunggul Ametung dalam keadaan terluka akhirnya dibawa pulang oleh para prajuritnya dan dirawat oleh istrinya, Ken Dedes.