Kisah Memalukan 3 Pebulutangkis Indonesia yang Kena Larangan Main Seumur Hidup oleh BWF

1 day ago 3

Kisah Memalukan 3 Pebulutangkis Indonesia yang Kena Larangan Main Seumur Hidup oleh BWF

Kisah Memalukan 3 Pebulutangkis Indonesia yang Kena Larangan Main Seumur Hidup oleh BWF. (Foto: BWF)

KISAH memalukan 3 pebulutangkis Indonesia yang kena larangan main seumur hidup oleh BWF menarik untuk dibahas. Sebab ketiga pemain itu benar-benar mencoreng nama Indonesia di dunia bulutangkis internasional.

Ketiga nama yang dimaksud adalah Hendra Tandjaya, Ivandi Danang, dan Androw Yunanto. Ketiganya membuat dosa besar karena terlibat dalam match fixing alias pengaturan skor.

1. Tragedi Memalukan

Dunia bulutangkis Indonesia dikejutkan oleh hukuman yang diberikan BWF kepada sejumlah pebulutangkis Indonesia pada 2020 silam. Ketiga pebulutangkis, yakni Hendra Tandjaya, Ivandi Danang, dan Androw Yunanto, menerima hukuman terberat dari BWF.

Ketiga pemain itu tepatnya mendapatkan hukuman larangan bermain seumur hidup karena terlibat dalam praktik pengaturan skor (match-fixing) dan taruhan. Skandal ini mencoreng nama baik Indonesia, negara yang dikenal sebagai raksasa bulutangkis dunia dengan prestasi gemilang di Piala Thomas, Piala Uber, Kejuaraan Dunia BWF, hingga medali Olimpiade.

2. Tiga Pemain dan Perjalanan Karier Mereka

Hendra Tandjaya

Lahir pada 20 Juli 1998, Hendra memulai debut internasionalnya pada 2014 di ajang Jaya Raya Indonesia International Challenge, berkompetisi di nomor ganda putra dan ganda campuran. Namun, prestasinya tidak pernah menonjol, dengan capaian terbaik hanya mencapai babak 16 besar.

BWF menemukan bahwa Hendra terlibat dalam manipulasi setidaknya 10 pertandingan dan meraup keuntungan dari taruhan pada event-event BWF.

Ilustrasi bulu tangkis foto mnc media Ilustrasi bulu tangkis foto mnc media

Ivandi Danang

Ivandi, yang juga berkompetisi di nomor ganda, memiliki peran besar dalam skandal ini. Ia tidak hanya mendanai kegiatan pengaturan skor, termasuk yang dilakukan Hendra, tetapi juga berusaha memanipulasi dua pertandingan lainnya.

Seperti Hendra, Ivandi tidak memiliki prestasi signifikan, dengan hasil terbaik hanya sampai babak 16 besar. Keuntungan finansial dari taruhan menjadi salah satu motifnya.

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|