Bangunan runtuh akibat gempa Myanmar
JAKARTA – Jumlah korban tewas akibat gempa bumi di Myanmar dan Thailand masih terus meningkat pada Senin, (31/3/2025). Bahkan, salah satu prediksi memperkirakan jumlah korban dapat menembus angka 100.000 jiwa.
Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mengatakan pada Sabtu, (29/3/2025) bahwa antara 10.000 dan 100.000 orang mungkin telah tewas setelah gempa bumi berkekuatan M 7,7 yang melanda dekat Mandalay, Myanmar, pada Jumat, (28/3/2025). Gempa juga dan dirasakan di negara-negara tetangga, terutama Thailand yang juga mengalami kerusakan parah.
Jutaan Orang Kehilangan Tempat Berlindung
Hingga Minggu, (30/3/2025), jumlah korban tewas yang dikonfirmasi telah mencapai 1.700 dengan lebih dari 3.400 orang terluka, menurut Reuters.
Sulitnya pergerakan di seluruh negeri yang tengah dilanda perang saudara itu telah menimbulkan kekhawatiran bahwa jumlah korban jiwa dapat meningkat secara signifikan.
Gempa bumi dahsyat, yang terbesar di Myanmar dalam seadab terkahir itu diikuti oleh beberapa gempa susulan—termasuk satu gempa berkekuatan M 6,4 yang merobohkan bangunan dan jembatan serta membuat jalan tertekuk.
Federasi Palang Merah Internasional di Myanmar mengatakan kepada BBC bahwa lebih dari 18 juta orang tinggal di daerah yang terkena dampak dan banyak yang tidak akan memiliki tempat berlindung yang aman, akses ke air bersih, atau layanan kesehatan yang baik.
Myanmar mengumumkan keadaan darurat di enam wilayah yang paling parah terkena dampak pascagempa. Sementara di negara tetangga Thailand, otoritas kota Bangkok mengatakan sejauh ini enam orang ditemukan tewas, 26 orang terluka, dan 47 orang masih hilang.