Foto: Rawpixel.com/Freepik
JAKARTA - Kesadaran akan pentingnya menjaga pola hidup sehat kini semakin meningkat di kalangan masyarakat. Salah satu indikator yang banyak dijadikan tolak ukur adalah berat badan ideal. Demi mencapainya, banyak orang rela mencoba berbagai metode diet yang sedang tren, berharap hasil yang cepat dan maksimal. Namun, apakah semua jenis diet itu aman dan sesuai untuk semua orang?
Menanggapi fenomena ini, Ahli Gizi RSHS, Dyah Widyastuti, SKM, MKM, RD menekankan bahwa sebelum memulai program diet, sebaiknya dilakukan konsultasi terlebih dahulu dengan ahli gizi. Pasalnya, setiap individu memiliki kebutuhan dan kondisi tubuh yang berbeda-beda, sehingga efek dari satu jenis diet bisa saja berbeda antara satu orang dengan yang lainnya.
Jenis-jenis Diet Populer
Salah satu jenis diet yang banyak digemari adalah diet karbohidrat rendah atau low-carb diet. Diet ini umumnya menghindari sumber karbohidrat utama seperti nasi dan roti. Banyak pelaku diet ini percaya bahwa dengan mengurangi asupan karbohidrat, berat badan bisa turun lebih cepat. Meski demikian, diet ini tergolong berisiko jika dibandingkan dengan diet gizi seimbang, terutama bila dilakukan dalam jangka panjang tanpa pengawasan ahli.
Berikutnya adalah diet mayo, yang lebih menekankan pada konsumsi sayur dan buah sebagai sumber vitamin dan mineral, sementara karbohidrat dan protein tetap dikonsumsi dalam jumlah seimbang. Salah satu aturan ketat dari diet ini adalah larangan penggunaan garam. Kandungan mineral dalam garam dapat menyebabkan tubuh menyimpan air, sehingga mempengaruhi hasil diet.
Diet mayo umumnya dilakukan selama 13 hingga 14 hari secara konsisten. Dyah mengungkapkan bahwa banyak orang gagal dalam diet ini karena tidak bisa mempertahankan pola makan yang telah ditentukan.
Diet keto juga sedang naik daun. Dalam pola makan ini, porsi lemak dan protein sangat tinggi, sedangkan asupan karbohidrat ditekan seminimal mungkin. Tubuh diharapkan menggunakan lemak sebagai sumber energi utama. Dalam praktiknya, makanan biasanya digoreng atau dimasak dengan tambahan santan. Namun, bila dilakukan dalam jangka panjang, diet keto bisa menyebabkan penurunan massa otot karena tubuh mulai mengambil energi dari protein otot.
Sementara itu, diet food combining mengedepankan konsumsi buah dan sayur, terutama di pagi hari yang biasanya hanya diisi dengan jus. Meski terdengar sehat, diet ini tidak cocok untuk semua orang. Bagi mereka yang memiliki gangguan lambung, diet seperti ini justru dapat menimbulkan masalah jika tidak diawasi oleh ahli.