Apa Itu Gen Z Stare? Istilah yang Lagi Viral di Media Sosial (Foto: Freepik)
JAKARTA – Apa itu Gen Z Stare? Istilah yang lagi viral di media sosial. Baru-baru ini sosial media ramai membahas mengenai Gen Z Stare. Apa itu Gen Z Stare? Simak penjelasannya secara psikologi.
Gen Z Stare merupakan tampilan wajah tanpa ekspresi atau emosi yang belakangan ini ramai digunakan pada swafoto di media sosial. Ekspresi ini akhirnya menarik untuk dibahas secara psikologi untuk mempelajari makna terkait identitas, emosi, serta penampilan diri dalam dunia digital.
Bagi yang belum tahu, Gen Z Stare merupakan karakter yang menampilkan ekspresi wajah yang datar tanpa emosi atau tatapan kosong. Contohnya dalam sebuah foto, seseorang akan melihat lurus ke kamera, tanpa senyum atau emosi lainnya.
Ekspresi yang banyak digunakan Gen Z ini cukup berbanding terbalik dengan generasi sebelumnya yaitu generasi milenial. Sebab, generasi milenial biasanya lebih ekspresif sehingga tampak lebih friendly dibanding Gen Z dengan gaya mereka.
Makna di Balik Gen Z Stare Menurut Psikologi
Berikut merupakan arti Gen Z Stare menurut psikologi:
1. Melindungi diri secara emosional
Dalam sebuah penelitian, Gen Z Stare merupakan ekspresi wajah netral yang berfungsi sebagai bentuk regulasi emosi. Maksudnya digunakan sebagai perlindungan diri dari penilaian orang lain melalui tatapan.
Secara umum Gen Z memiliki kekhawatiran terlihat “cringe” atau berlebihan dalam hubungan sosial. Dengan menggunakan ekspresi datar, mereka menekan emosi dalam lingkup dunia digital agar terlihat sebagai pribadi yang terkendali dan tidak terlihat menonjol.
2. Resistensi terhadap positivitas yang performatif
Sebuah studi psikologi media menunjukkan adanya pergeseran generasi dari pribadi yang aspiratif menjadi tidak aspiratif atau tidak terkesan (Abidin, 2023). Gen Z cenderung lebih skeptis terhadap pesona di media sosial yang terlalu dikurasi.
Tatapan kosong ciri khas dari Gen Z Stare ini dapat dikaitkan dengan penolakan terhadap budaya senyum ke arah kamera. Padahal budaya ini sangat terkait dengan generasi milenial dan Gen X. Hal ini juga menandakan penerimaan atas otentisitas, ironi, bahkan bosan sebagai estetika baru.
