Anindya Bakrie Nilai RI Bisa Jadi Jembatan Komunikasi Perang Dagang AS-China

23 hours ago 7

Anindya Bakrie Nilai RI Bisa Jadi Jembatan Komunikasi Perang Dagang AS-China

Ketum Kadin Yakin RI Jadi Jembatan AS dan China. (Foto: Okezone.com/Kadin)

JAKARTA – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie menilai Indonesia memiliki posisi strategis untuk menjadi sarana komunikasi di tengah ketegangan antara Amerika Serikat dan China. 

Hal ini disampaikan dalam acara peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan China yang digelar di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Jumat (17/4/2025).

1. Posisi Indonesia di Antara AS dan China

Menurut Anindya, Indonesia memiliki posisi unik karena bersifat nonblok dan menjalin hubungan baik dengan kedua negara tersebut. 

“China dan Amerika (Serikat) itu adalah dua negara besar. Dan karena Indonesia juga besar, kita bisa menjadi sarana komunikasi dan dagang yang win-win,” ujar Anin.

2. Kata Ketum Kadin 

Dia menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan dalam hubungan dagang antara Indonesia dengan dua kekuatan ekonomi global tersebut. Kadin mendorong agar Indonesia terus menjalin relasi strategis yang saling menguntungkan.

“Bukan saja kita ingin lebih seimbang, kita mengerti permintaan, tapi lebih besar dua-duanya,” kata Anin, merujuk pada investasi yang masuk Indonesia.

3. Indonesia China

Kadin menilai Indonesia tidak hanya memiliki kedekatan secara geografis dan ekonomi dengan China, tetapi juga menjalin relasi budaya dan politik yang sudah terbangun lama. Hal ini memperkuat posisi Indonesia sebagai mitra netral.

Peringatan 75 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan China menjadi momentum untuk memperkuat kolaborasi. Kadin menilai situasi global yang dinamis harus disikapi dengan kebijakan diplomatik yang bijak dan terbuka.

Anindya mengingatkan stabilitas kawasan dan peluang perdagangan bisa tetap terjaga jika Indonesia memainkan peran strategis sebagai jembatan komunikasi. Hal ini dinilai penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

Kadin juga mengapresiasi perkembangan pesat China selama tiga dekade terakhir yang dapat menjadi pembelajaran bagi Indonesia. Dalam konteks hubungan luar negeri, kolaborasi strategis kata Anin perlu dikembangkan lebih jauh.

“Dari sisi ekonomi, mitra dagang terbesar adalah China. Lalu ada juga dari sisi politik, sejarah panjang, dan hubungan people to people seperti pertukaran pelajar,” tambahnya.

(Feby Novalius)

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|