Warga Minta Percepatan Normalisasi Sungai Cileungsi-Cikeas: Kami Tak Mau Tenggelam Lagi!

5 hours ago 2

 Kami Tak Mau Tenggelam Lagi!

Warga Minta Percepatan Normalisasi Sungai Cileungsi-Cikeas: Kami Tak Mau Tenggelam Lagi (Foto : Istimewa)

JAKARTA - Ribuan warga perumahan Vila Nusa Indah, Bojongkulur, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang kerap menjadi korban banjir melakukan aksi damai meminta percepatan normalisasi Sungai Cileungsi-Cikeas.

Aksi yang berlangsung Minggu (4/5/2025) diikuti sekira 3.000 lebih warga korban banjir akibat meluapnya Sungai Cileungsi dan Sungai Cikeas. Mereka meminta pemerintah segera melakukan percepatan normalisasi Sungai Cileungsi-Cikeas.

Aksi damai itu diawali degan para warga dengan melakukan long march dari lingkungan masing-masing sambil membentangkan spanduk. Warga meminta kepada pemerintah, sebagaimana tertulis di spanduk, yaitu: "Kami Tidak Mau TENGGELAM LAGI.. Kami Meminta PERCEPATAN Normalisasi Sungai Cileungsi Cikeas".

Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas (KP2C) Puarman mengatakan, 32.000 masyarakat terdampak banjir Sungai Cileungsi-Cikeas dan Kali Bekasi mengawali paparannya dengan memberikan apresiasi kepada Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC).

"Kami mengapresiasi gerak cepat BBWSCC dalam melakukan penanganan tanggap darurat pasca banjir," ujar Puarman, seperti dikutip, Minggu (4/5/2025). 

Dijelaskannya, kondisi sungai saat ini, baik di hulu maupun hilir yang sudah rusak serta ancaman banjir besar di kemudian hari. Menurut Puarman, tahapan normalisasi yang direncanakan pemerintah waktunya terlalu lama. Diketahui, tahun 2025-2026 penyiapan lahan oleh Pemda, tahun 2027 proses lelang, dan tahun 2028 dimulai pekerjaan konstruksi oleh Kementerian Pekerjaan Umum.

Sedangkan menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), banjir besar yang dikenal dengan siklus lima tahunan, ke depan bisa menjadi tiga tahunan. Bahkan, dimungkinkan terjadi  banjir tiap tahun dengan potensi volume sama dengan banjir siklus lima tahunan.

"Jika tidak ada upaya percepatan, kami khawatir tahun 2028 kami bisa tenggelam," kata Puarman.

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|