Kementerian Kebudayaan mendukung industri film nasional melalui kerja sama dengan lembaga-lembaga global seperti HBF. (Foto: dok Kemenbud)
CANNES - Di hari ketiga penyelenggaraan Marché du Film de Cannes atau Pasar Film Cannes, Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon kembali menjalin komunikasi strategis dengan sejumlah tokoh penting dunia perfilman internasional.
Salah satunya pertemuan dengan Clare Stewart dan Ayumi Filippone dari Hubert Bals Fund (HBF), lembaga pendanaan film yang bernaung di bawah International Film Festival Rotterdam, Belanda. HBF selama ini dikenal aktif mendukung sineas dari negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Sejumlah film nasional telah mendapatkan dukungan dari HBF, di antaranya Seen and Unseen karya Kamila Andini, Yang Tidak Dibicarakan Ketika Membicarakan Cinta oleh Mouly Surya, Atambua 39° produksi Mira Lesmana, dan yang terbaru Perang Kota juga karya Mouly Surya.
Dalam pertemuan tersebut, Menbud Fadli Zon dan pihak HBF mendiskusikan potensi kerja sama dalam kerangka Manajemen Talenta Nasional, sebuah program strategis Kementerian Kebudayaan untuk pengembangan kapasitas SDM muda di bidang seni dan budaya, termasuk perfilman.
Kolaborasi ini diarahkan pada penguatan kapasitas kreator muda serta pembukaan peluang co-production antara Indonesia dan komunitas perfilman global.
"Program Manajemen Talenta Nasional akan menjadi wadah untuk pembangunan kapasitas generasi baru di bidang perfilman, termasuk pelatihan penulisan naskah dan pengembangan ide kreatif," ucap Fadli Zon pada kesempatan yang berbeda.
Diskusi tersebut turut hadir Dewan Festival Jakarta Film Week Vivian Idris, Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan Ahmad Mahendra, bersama Marlina Yulianty selaku Pamong Budaya Kementerian Kebudayaan.
Menbud Fadli Zon menegaskan, Kementerian Kebudayaan berkomitmen mendukung industri film nasional agar mampu bersaing di kancah internasional, termasuk melalui kerja sama dengan lembaga-lembaga global seperti HBF. Kolaborasi ini juga menjadi bagian dari strategi diplomasi budaya Indonesia melalui sinema.