Kisah Pejabat Majapahit Dibunuh Usai Kritik Gagasan Mahapatih Gajah Mada

1 day ago 9

Pelantikan Gajah Mada sebagai Mahapatih, yang merupakan pejabat struktur tertinggi kedua di Majapahit diwarnai prahara. Bagaimana tidak usai pelantikan nyawa pejabat setingkat menteri di Majapahit tewas dibunuh oleh Gajah Mada.

Peristiwa membuat geger seluruh istana di bawah komando wanita cantik Tribhuwana Wijayatunggadewi, yang naik tahta menggantikan Jayanagara raja kedua Majapahit. Pembunuhan menteri Majapahit dilakukan Gajah Mada saat rapat pertamanya.

Saat itu rapat diikuti para perwira tinggi dan pejabat istana lainnya sebagaimana dikutip dari "Gayatri Rajapatni : Perempuan Dibalik Kejayaan Majapahit". Gajah Mada mengumumkan kebijakannya yang berani untuk memperluas wilayah kerajaan, yang bahkan lebih ambisius ketimbang yang pernah diajukan Kertanagara. 

Mahapatih Gajah Mada menyampaikan keinginan menyatukan nusantara, dari Maluku hingga Lombok, seluruh Jawa termasuk Sunda, sampai ke Sumatra dan Pahang, yang masuk wilayah Malaysia saat ini. Menurutnya, jika keinginan itu tidak terlaksana maka tidak akan dapat menikmati hidup dengan tenang.

Pada narasi yang tercatat dalam dokumen pada waktu itu, para rekannya terkejut dan menentang rencana Gajah Mada, yang akhirnya ditanggapi dengan kekerasan. Saat rapat kabinet kala itu seluruh menteri hadir di aula sidang. 

Kembar pejabat istana mengkritik dan menghina Gajah Mada, habis-habisan, Banak pun ikut-ikutan. Waktu itu, Jabu-Terewes dan Lembu-peten tertawa. Gajah Mada turun dari panggung dan memberikan penjelasan kepada sang ratu. Ratu Tribhuwana sedemikian marahnya atas kelakuan para pengkritik itu, demikian pula dengan Arya Tadah. Kesalahan Kembar amatlah besar, sehingga ia lalu dibunuh. 

Begitu berita tantang kehebohan ini sampai ke telinga Gayatri, ia segera meminta Gajah Mada menghadap. la mencemaskan siasat Gajah Mada dalam mempresentasikan rencananya itu dengan tiba-tiba, maupun reaksi negatif di majelis yang muncul setelah presentasi tersebut. 

Gayatri memberi selamat kepada Gajah Mada yang setia mendukung kebijakan lama Kertanagara untuk menyatukan seluruh negeri di Nusantara di bawah Majapahit. Namun, setelah itu ia meminta dengan selembut dan sesantun mungkin, agar Gajah Mada menjelaskan mengapa ia terlalu lugas dan keras dalam presentasi pertamanya sebagai mahapatih. 
 

(Khafid Mardiyansyah)

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|