Feby Novalius
, Jurnalis-Sabtu, 03 Mei 2025 |11:50 WIB
Indeks Manufaktur RI Turun Tajam. (Foto: Okezone.com/Freepik)
JAKARTA - Industri manufaktur dalam negeri menghadapi tantangan besar akibat ketidakpastian di pasar global dan domestik. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kondisi ini antara lain perang tarif yang digulirkan Amerika Serikat serta serbuan produk impor.
Berdasarkan laporan S&P Global, Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada April 2025 tercatat berada di level 46,7, yang menunjukkan fase kontraksi (di bawah angka 50).
“Kalau kita lihat, penurunannya sangat signifikan hingga 5,7 poin dibanding capaian PMI manufaktur kita pada bulan Maret lalu yang masih berada di tingkat ekspansif sebesar 52,4. Ini sekaligus menandakan bahwa optimisme atau kepercayaan diri dari para pelaku industri manufaktur di dalam negeri semakin menurun di tengah situasi uncertainty saat ini,” kata Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arief, Sabtu (3/5/2025).
Survei PMI manufaktur merupakan survei persepsi terhadap pelaku industri yang menunjukkan tingkat keyakinan (optimis atau pesimis) pelaku industri manufaktur menjalankan usahanya saat ini.
“Artinya dari hasil survei tersebut, ada tekanan psikologis pada persepsi pelaku usaha mengadapi perang tarif global dan banjir produk impor pada pasar domestik,” terangnya.
Perlambatan PMI Manufaktur Indonesia pada April 2025 sejalan dengan hasil Indeks Kepercayaan Industri (IKI) bulan April 2025 yang tercatat berdada di level 51,90. Meskipun masih di dalam fase ekspansi, namun lajunya mengalami perlambatan dibandingkan bulan Maret 2025 yang sebesar 52,98 atau menurun sebesar 1,08 poin. Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, nilai IKI April 2025 juga mengalami koreksi sebesar 0,40 poin.