Heboh Camilan Berlogo Halal Namun Mengandung Babi. (Foto: TikTok)
JAKARTA - Media sosial Indonesia kembali dihebohkan dengan beredarnya sebuah video yang menampilkan produk camilan asal Korea Selatan, yang meskipun memiliki logo halal pada kemasannya, ternyata mengandung babi.
Video tersebut pertama kali diunggah oleh akun TikTok @mrs.allx dan langsung menuai reaksi keras dari warganet. Dalam video berdurasi singkat tersebut, terlihat sebuah camilan dalam kemasan botol berwarna kuning dengan tulisan berbahasa Korea.
Hal yang mengejutkan adalah keberadaan logo halal pada bagian depan kemasan, sementara di bagian belakang dengan jelas tertulis keterangan “Mengandung Babi”. Pengunggah video bahkan menambahkan narasi singkat bertuliskan, “POV: Nemuin camilan anak standar ganda,” yang memperkuat kesan ironi dari temuan tersebut.
Unggahan tersebut pun dengan cepat menjadi viral dan memicu gelombang komentar dari ratusan pengguna media sosial yang merasa geram dan bingung. Banyak yang mempertanyakan bagaimana produk dengan kandungan tidak halal bisa lolos masuk ke pasar Indonesia dan bahkan memperoleh label halal.
Perbincangan di media sosial pun meluas hingga menyoroti kinerja pihak terkait serta lembaga sertifikasi halal di Indonesia. Sejumlah warganet menilai bahwa kejadian ini mencerminkan lemahnya sistem pengawasan terhadap produk impor yang beredar di pasaran.
Tidak sedikit pula yang mempermasalahkan bentuk logo halal yang tercetak pada kemasan, karena dinilai berbeda dari logo resmi yang biasa dikeluarkan otoritas halal di Indonesia.
Salah satu pengguna TikTok menulis, “Itu nempel halal dari pabriknya deh, soalnya logo halal Indo kan warna ungu,” menandakan kecurigaan bahwa label tersebut bukan berasal dari lembaga resmi di Indonesia.
Menanggapi kegelisahan publik, sejumlah warganet mendesak agar pihak berwenang segera menelusuri asal-usul produk tersebut, termasuk proses impor dan jalur distribusinya di Indonesia. Mereka juga mendorong adanya investigasi menyeluruh terhadap pihak-pihak yang terlibat, mulai dari importir hingga toko-toko yang menjual produk kepada konsumen.