Gus Ipul Pelajari Usulan KB Pria Jadi Syarat Penerima Bansos

4 hours ago 2

Gus Ipul Pelajari Usulan KB Pria Jadi Syarat Penerima Bansos

Gus Ipul Pelajari Usulan KB Pria Jadi Syarat Penerima Bansos (Foto : Okezone)

JAKARTA - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul masih mempelajari soal usulan Gubernur Jawa Barat (Jabar), Dedi Mulyadi, terkait vasektomi atau KB pada pria sebagai syarat penerima bantuan sosial (bansos) masyarakat prasejahtera di wilayahnya. Dia menyebut usulan ini merupakan ide yang bagus namun masih harus ditinjau lebih lanjut. 

"Kami sedang mempelajari ide itu ya. Jadi semua ketentuannya sedang kita pelajari. Itu sih ide baik gitu ya untuk KB ya, keluarga berencana itu baik juga," kata Gus Ipul kepada awak media di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (30/5/2025). 

Gus Ipul juga menekankan pihaknya masih butuh waktu untuk mempelajari usulan tersebut. Pasalnya, penyaluran bansos kepada masyarakat cukup panjang.

"Penyaluran itu ada proses yang harus kita lalui, tidak bisa terus dipaksa tiba-tiba, kita tidak bisa begitu. Jadi kita proses dulu, kita pelajari," ujarnya. 

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi berencana menjadikan kepesertaan Keluarga Berencana (KB) sebagai syarat bagi masyarakat untuk menerima bantuan mulai beasiswa hingga berbagai bantuan sosial dari provinsi.

Hal ini, kata Dedi, bertujuan agar pemberian bantuan pemerintah, termasuk dari provinsi, lebih merata dan tidak terfokus pada satu pihak atau satu keluarga saja, mulai dari bantuan kesehatan, kelahiran, hingga bantuan lainnya, keluarga yang itu-itu saja.
                                                           
"Jadi seluruh bantuan pemerintah nanti akan diintegrasikan dengan KB. Jangan sampai kesehatannya dijamin, kelahirannya dijamin, tapi negara menjamin keluarga itu-itu juga. Yang dapat beasiswa, yang bantuan melahirkan, perumahan keluarga, bantuan non-tunai keluarga dia, nanti uang negara mikul di satu keluarga," kata Gubernur Jabar Dedi Mulyadi di Bandung, Senin (28/4/2025).

Kebijakan ini dinilai Dedi sebagai jalan keluar, karena saat ini keluarga tidak mampu banyak yang melahirkan dengan cara operasi sesar, yang per tindakannya sedikitnya Rp25 juta."Uang segitu bisa untuk bangun rumah kan. Makannya berhentilah bikin anak kalau tidak sanggup, menafkahi dengan baik," ucap Dedi Mulyadi.

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|