Kesaksian Petugas Medis Selamat dari Tembakan Israel di Gaza, Memohon dalam Bahasa Ibrani (tangkapan layar)
JENEWA - Bulan Sabit Merah Palestina mengungkap kesaksian korban selamat dari serangan yang menewaskan 15 pekerja medis di Gaza pada Maret 2025. Korban selamat karena memohon dalam bahasa Ibrani kepada tentara Israel.
Seorang paramedis Bulan Sabit Merah, Assad Al-Nassasrah, selamat dari penembakan yang menewaskan 15 pekerja darurat pada 23 Maret di Gaza selatan. Insiden ini menuai kecaman internasional. Jenazah mereka ditemukan di kuburan dangkal seminggu kemudian oleh pejabat Bulan Sabit Merah dan PBB yang menuduh pasukan Israel membunuh mereka.
Al-Nassasrah hilang dan kemudian dibebaskan dari tahanan Israel pada 29 April. Ia belum berkomentar secara publik.
1. Memohon dalam Bahasa Ibrani
Presiden Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS), Younis Al-Khatib, mengatakan Al-Nassasrah dibebaskan setelah ia memohon dalam bahasa Ibrani. Al-Nassasrah mengaku ibunya adalah warga negara Palestina di Israel.
"Apa yang dikatakan Assad dalam bahasa Ibrani? 'Jangan tembak. Saya orang Israel.' Dan tentara itu menjadi sedikit bingung," katanya kepada wartawan di Jenewa, melansir Reuters, Jumat (23/5/2025).
"Kebingungan itu ... membuatnya bertahan hidup."
"Assad akan menjadi saksi yang dapat mengacaukan semua cerita Israel," tambahnya.
Kantor Perdana Menteri Israel dan misi diplomatiknya di Jenewa tidak segera menanggapi permintaan komentar.
2. Petugas Medis Ditembak
Militer Israel awalnya mengatakan tentaranya telah menembaki kendaraan yang mendekat "dengan mencurigakan" dalam kegelapan tanpa lampu atau tanda. Dikatakan, mereka membunuh enam anggota dari Hamas dan Jihad Islam yang bepergian dengan kendaraan Bulan Sabit Merah.
Namun, rekaman video yang diambil dari ponsel salah satu korban tewas dan dipublikasikan oleh PRCS menunjukkan hal sebaliknya. Tampak petugas darurat berseragam dan ambulans serta truk pemadam kebakaran yang diberi tanda dengan jelas, dengan lampu menyala, ditembaki tentara.