Harga Nikel Tertekan Imbas Perang Dagang AS-China, Industri Tambang Buka Suara

4 hours ago 2

Feby Novalius , Jurnalis-Kamis, 01 Mei 2025 |11:13 WIB

Harga Nikel Tertekan Imbas Perang Dagang AS-China, Industri Tambang Buka Suara

Harga Nikel Tertekan Imbas Perang Dagang AS-China. (Foto: Okezone.com/Freepik)

JAKARTA - Harga nikel pada tahun ini diperkirakan masih bergerak fluktuatif imbas dari perang dagang antara AS-China yang masih membayangi stimulus ekonomi global. Tekanan terhadap harga nikel juga terjadi karena adanya kelebihan pasokan. 

Namun demikian, Direktur Utama PT PAM Mineral Tbk (NICL), Ruddy Tjanaka menilai terdapat katalis positif untuk industri nikel dalam negeri. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah memutuskan untuk tidak melakukan pemotongan kuota bijih nikel, di mana sebelumnya direncanakan akan ada pemotongan sebesar 50%. 

"Hal ini dapat memberikan angin segar bagi pasar nikel domestik," katanya, Kamis (1/5/2025). 

Pemberlakuan PP No 19/2025 tentang Tarif Royalti Minerba secara tidak langsung akan berpengaruh tidak hanya terhadap kinerja Perseroan tetapi memiliki dampak ke seluruh penambang Nikel. 

"Strategi kami menghadapi kondisi ini dengan melakukan beberapa efisiensi dalam kegiatan produksi sehingga tetap dapat memberikan Margin yang optimal," ujarnya. 

Meski demikian, NICL berhasil mencatatkan penjualan sebesar Rp543,91 miliar pada Maret 2025 atau  mengalami kenaikan signifikan sebesar 365,68% dibandingkan dengan periode Maret 2024 yang hanya sebesar Rp116,79 miliar. Seiring dengan kenaikan nilai Penjualan, emiten sektor pertambangan yang dikendalikan oleh Christopher Sumasto Tjia (Beneficial Owner) secara tidak langsung melalui PT PAM Metalindo ini, juga berhasil meningkatkan berhasil meningkatkan volume penjualan nikel dari periode sebelumnya yang sebesar 222.791  wmt menjadi sebesar 995.834 wmt. Volume penjualan mengalami peningkatan signifikan sebesar 346,98%.

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|