Fashion Show Lintas Generasi: Menyatukan Tradisi dan Kreativitas Perempuan Indonesia

6 hours ago 1

<i>Fashion Show</i> Lintas Generasi: Menyatukan Tradisi dan Kreativitas Perempuan Indonesia

Fashion Show Lintas Generasi. (Foto: Ist)

JAKARTA - Hari Kartini yang belum lama ini diperingati pada 21 April lalu menjadi kesempatan untuk terus menyuarakan perjuangan perempuan Indonesia dari berbagai generasi, baik tua ataupun muda.

Dalam semangat memperingati Hari Kartini, sederet tokoh perempuan Indonesia menghidupkan lagi semangat RA Kartini lewat kolaborasi "Perempuan Berkarya: Lintas Generasi dan Budaya". Salah satunya melalui kegiatan fashion show yang menyatukan tradisi dan kreativitas perempuan lintas generasi.

"Ini bukan sekadar perayaan Hari Kartini, tapi perwujudan semangat Kartini masa kini, perempuan yang berkarya, berkolaborasi, dan berbagi," tutur Ani Natalia, Ketua Perkumpulan Srikandi Mixed Marriages di Warung Turki Jakarta, dikutip Selasa (29/4/2025).

Fashion show ini merupakan kolaboratif antara desainer Liesna Subianto (Kebaya Jeng Sri) dan ilustrator muda dari 3 Saudari yakni Nadira Parsa Manthovani alias Nara.

Fashion Show Lintas Generasi

Nara menampilkan tujuh karakter perempuan dari budaya Betawi, Jawa, Bali, Sumatera Barat, Dayak, Tionghoa, dan Papua dalam bentuk ilustrasi patchwork, yang kemudian diaplikasikan Liesna ke dalam desain kebaya modern.

"Ilustrasi saya terinspirasi dari keragaman budaya Indonesia. Aku ingin generasi muda lebih bangga dengan budaya sendiri, bukan hanya terpesona budaya luar," tutur Nara.

Setiap koleksi menggunakan bahan katun, lukisan tangan akrilik bertema bunga, serta perpaduan kain tradisional seperti Batik Cirebon, Jawa, Jambi, hingga Bali, menciptakan interpretasi segar terhadap kebaya klasik: modern, dinamis, dan berjiwa muda. Hasilnya pun menginterpretasikan segarnya kebaya klasik yang modern, dinamis, dan berjiwa muda.

Liesna Subianto mengatakan, kolaborasi ini bertujuan untuk mendekatkan generasi muda dengan kekayaan budaya Nusantara.

“Saya ingin generasi muda merasa bahwa budaya tradisional bisa dihidupkan kembali dengan gaya yang lebih ringan, lebih bebas, tapi tetap bermakna," ujar Liesna.

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|