Canggih! AI Bisa Antisipasi Kecurangan Tes Rekrutmen Karyawan

6 hours ago 3

Canggih! AI Bisa Antisipasi Kecurangan Tes Rekrutmen Karyawan

Canggih! AI Bisa Antisipasi Kecurangan Tes Rekrutmen Karyawan (Foto: Okezone)

JAKARTA - Canggihnya teknologi Artificial Intelligence (AI) kini bisa mengantisipasi kecurangan tes rekrutmen karyawan. Pemanfaatan AI bisa digunakan perusahaan agar tak kecolongan saat melakukan proses rekrutmen. 

Direktur Human Care Consulting (HCC) Amelia mengatakan, proses rekrutmen yang tergesa-gesa sering membuat perusahaan kecolongan, terutama jika dilakukan prosesnya secara online. Masih ada kasus-kasus dimana kandidat pencari kerja mencoba-coba mencari joki atau dibantu dalam mengerjakan tes online.

1. Pemanfaatan AI

Untuk mengatasi persoalan ini, HCC menjelaskan sistem pengawasan tes online berbasis kecerdasan buatan (AI) yang disebut “AI Based Proctoring”, sebuah metode pengawasan otomatis berbasis AI yang bertujuan memastikan peserta tidak melakukan kecurangan.

Proctoring sendiri merupakan metode pengawasan ujian atau tes yang bertujuan memastikan peserta tidak melakukan kecurangan. Metode ini dapat dilakukan secara manual oleh pengawas (Human Proctoring), baik secara tatap muka maupun melalui platform seperti Zoom, namun berpotensi memakan biaya dan waktu, serta rentan terhadap human error. Alternatifnya adalah system based proctoring, yang menggunakan pemantauan layar dan sistem otomatis untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan.

Sementara AI Based Proctoring bisa mengenali wajah, gerakan, atau tindakan tidak wajar, seperti membuka perangkat lain atau kehadiran orang lain di depan kamera, tanpa memerlukan intervensi manusia. Teknologi ini memantau peserta selama tes berlangsung dan mampu mendeteksi indikasi kecurangan secara real time termasuk jika peserta dibantu pihak lain, membuka jendela lain di layar, atau melakukan kontak luar layar.

“Bukan hanya hasil tes, proses kandidat mengikuti tes pun menjadi hal penting yang perlu menjadi perhatian. Jika dari awal kandidat atau peserta tes sudah mencoba melakukan kecurangan, integritas dan kredibilitasnya pun perlu dipertanyakan," lanjut Kartika Amelia.

2. Teknologi AI Based Proctoring

Teknologi ini menjadi andalan HCC dalam menjaga kualitas dan integritas proses seleksi digital yang sangat menentukan keberhasilan proses rekrutmen. Laporan Harvard Business Review (2023) menyebutkan bahwa 30-50% karyawan baru gagal bertahan lebih dari 18 bulan yang sudah terlihat dalam 3-6 bulan pertama.

Kegagalan itu disebabkan oleh proses rekrutmen yang terburu-buru dan kurangnya penilaian mendalam terhadap karakter serta kompetensi teknis kandidat. Sementara Riset LinkedIn Workforce Confidence (2024) mengungkap bahwa Perusahaan dengan proses seleksi yang ketat dan terkontrol  mengalami 50% lebih sedikit turnover pada karyawan baru. Karena, karyawan yang melalui proses seleksi yang tepat cenderung lebih siap menghadapi tantangan di bulan-bulan awal masa kerja.

Kesalahan dalam rekrutmen akan berdampak besar bagi perusahaan. Studi dari Society for Human Resource Management (SHRM) memperkirakan bahwa biaya mengganti satu karyawan bisa mencapai 6–9 bulan gaji. Belum termasuk kerugian produktivitas, beban tim, dan kerusakan budaya kerja yang bisa ditimbulkan oleh orang yang salah di posisi penting.

Selain mendeteksi kecurangan, sistem ini juga mengedukasi kandidat akan pentingnya kejujuran sejak proses seleksi. “Bagi kami, assessment bukan sekadar hasil akhir, tapi proses pembentukan budaya integritas sejak hari pertama,” tegas Kartika Amelia.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|