Bom Waktu Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh (Foto: Okezone)
JAKARTA - Masalah utang proyek kereta cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh dinilai sebagai bom waktu. Hal ini disampaikan Direktur Utama PT KAI (Persero) Bobby Rasyidin.
Beban utang ini sudah sampai ke Danantara. Chief Operating Officer (COO) Danantara Dony Oskaria mengatakan, Danantara tengah menjajaki penyelesaian masalah proyek Whoosh bersama KAI untuk mencari solusi atas beban utang yang membelit Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
Menurutnya, penyelesaian utang KCIC telah masuk dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2025.
"Sedang kita lakukan penjajakan, tentu akan kita bereskan (utang kereta cepat) proses itu. Kemarin kan Direktur Utama KAI juga sudah menyampaikan di DPR, kita bereskan, masuk dalam RKAP kita tahun ini," ujarnya di Jakarta, Jumat 22 Agustus 2025.
Dia juga mengonfirmasi bahwa pertemuan dengan pihak KAI sudah dilakukan. Beban utang KCIC menjadi sorotan di tengah pendapatan yang minim.
Pada semester I-2025, perusahaan masih mencatat rugi Rp1,6 triliun, menurun dibandingkan kerugian Rp2,3 triliun pada periode yang sama tahun 2024.
Proyek KCJB yang merupakan proyek strategis nasional (PSN) ini menjadi sorotan karena beban utang yang harus ditanggung oleh PT KAI.
Total biaya proyek mencapai USD7,27 miliar atau sekitar Rp118,9 triliun, termasuk pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar USD1,2 miliar. Sejak digarap pada 2016, proyek ini telah menjadi perhatian publik karena kompleksitas finansial.