Usai Konflik, Pakistan dan India Hampir Sepakat Kurangi Pasukan di Perbatasan (Dok Reuters)
SINGAPURA - Pakistan dan India hampir mencapai kesepakatan untuk mengurangi pasukan di sepanjang perbatasan. Kesepakatan tersebut hampir tercapai setelah pertempuran kedua negara tetangga tersebut pada awal Mei 2025.
1. India dan Pakistan
Pada pertempuran itu, kedua belah pihak menggunakan jet tempur, rudal, pesawat tanpa awak, dan artileri dalam empat hari bentrokan. Ini merupakan pertempuran terburuk dalam beberapa dekade, sebelum gencatan senjata diumumkan.
Percikan pertempuran terbaru antara musuh lama tersebut adalah serangan pada 22 April di Kashmir India yang menewaskan 26 orang. Sebagian besar korban adalah wisatawan.
New Delhi menyalahkan insiden tersebut pada "teroris" yang didukung oleh Pakistan. Namun, Islamabad membantah tuduhan tersebut.
Pada 7 Mei, India meluncurkan rudal ke tempat yang disebutnya sebagai "infrastruktur teroris" di seberang perbatasan. Pakistan pun menanggapi serangan itu. Kedua negara kemudian membangun pasukan tambahan di sepanjang perbatasan.
2. Kurangi Pasukan
Kepala Staf Gabungan Pakistan, Jenderal Sahir Shamshad Mirza mengatakan, kedua militer telah memulai proses pengurangan jumlah pasukan.
"Kita hampir kembali ke situasi sebelum 22 April. Kita sedang mendekati itu atau kita pasti sudah mendekati itu sekarang," kata Mirza, melansir Reuters, Jumat (30/5/2025).
Kementerian Pertahanan India dan kantor kepala staf pertahanan India tidak segera menanggapi permintaan Reuters untuk mengomentari pernyataan Mirza.
Mirza, yang berada di Singapura untuk menghadiri forum Dialog Shangri-La, mengatakan meskipun tidak ada langkah menuju senjata nuklir selama konflik, itu adalah situasi berbahaya.
"Tidak ada yang terjadi kali ini. Tetapi, Anda tidak dapat mengesampingkan kesalahan perhitungan strategis kapan pun, karena ketika krisis terjadi, responsnya berbeda," ujarnya.
Ia mengatakan, risiko eskalasi di masa mendatang meningkat karena pertempuran kali ini tidak terbatas pada wilayah Kashmir yang disengketakan. Wilayah indah di Himalaya itu dikuasai sebagian oleh kedua negara, tetapi diklaim sepenuhnya.
Kedua pihak menyerang instalasi militer di wilayah daratan mereka, tetapi tidak ada yang mengakui adanya kerusakan serius.