Anggie Ariesta
, Jurnalis-Kamis, 24 April 2025 |10:52 WIB
Sri Mulyani Ungkap Kondisi Terkini Ekonomi Indonesia (Foto: Tangkapan Layar)
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 diperkirakan tetap akan mencapai 5% di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Sri Mulyani juga menekankan bahwa nilai tukar Rupiah tetap terkendali di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat, berkat kebijakan stabilisasi yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI).
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 diperkirakan tetap akan mencapai 5%," ujar Sri Mulyani yang juga sebagai Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam konferensi pers virtual Hasil Rapat KSSK, Kamis (24/4/2025).
1. Kondisi Nilai Tukar Rupiah
Sri Mulyani menjelaskan bahwa nilai tukar Rupiah pada 27 Maret 2025 tercatat sebesar Rp16.560 per USD, menguat 0,12% secara point-to-point dibandingkan level akhir Februari 2025.
Namun, tekanan terhadap nilai tukar Rupiah terjadi di pasar offshore non-delivery forward (NDF) saat Indonesia mengalami libur panjang, di mana pasar domestik tidak aktif.
"Meskipun demikian, tekanan terhadap nilai tukar Rupiah terjadi di pasar offshore non-delivery forward atau NDF pada saat Indonesia mengalami libur panjang, sehingga pasar domestik dalam hal ini tidak terbuka namun yang bergerak di pasar offshore," jelas Sri Mulyani.
Tekanan di pasar NDF tersebut dipicu oleh pengumuman tarif resiprokal Amerika Serikat. Menanggapi hal ini, Bank Indonesia melakukan intervensi di pasar offshore NDF secara berkesinambungan pada 7 April 2025, terutama di pasar Asia, Eropa, dan New York, untuk menstabilkan nilai tukar Rupiah dari tekanan global yang tinggi.
"Dengan tarif resiprokal Amerika Serikat NDF mengalami tekanan, Bank Indonesia pada 7 April 2025 melakukan intervensi di pasar offshore NDF secara berkesinambungan terutama di pasar Asia, Eropa, New York untuk menstabilkan nilai tukar Rupiah dari tekanan global yang tinggi," lanjut Sri Mulyani.