Ilustrasi kerajaan (Foto: Ist)
JAKARTA - Raja Mataram Sultan Amangkurat I bersiaga pasca hubungannya dengan Kesultanan Banten memanas. Skema pertempuran disiapkan Sultan Amangkurat I, dengan menyiapkan sistem pengintaian atau taktik intelijen.
Layaknya menangkap pelaku kejahatan, Kesultanan Mataram terlebih dahulu mengirim mata-mata dan intelijen ke Banten. Sultan Amangkurat I konon menyerahkan tanggung jawab itu kepada Tumenggung Pati.
Sultan Amangkurat I sendiri dikisahkan tidak ikut serta, tetapi dari Mataram memberi perintah kepada Lurah Patra di Juwana, untuk berlayar menyusuri pantai ke arah barat dan mengusir semua orang Banten. Bahkan, ia memerintah dengan jelas bila ada yang melawan langsung dibunuh atau potong hidung dan telinganya, lalu dikirimkannya ke Mataram.
Maka, terjadilah pembersihan pantai utara sampai ke Karawang, sebagaimana dikisahkan H.J. De Graaf pada "Disintegrasi Mataram : Dibawah Mangkurat I". Tahap berikutnya adalah perintah kepada empat penguasa pantai untuk berlayar ke Sungai Craoan, yang berada di Karawang).
Di sana masing - masing penguasa dengan enam perahu yang dipersenjatai dengan kuat dan menyelidiki apakah ada perahu-perahu Banten di sana. Bila ada konon Sultan Mataram itu langsung memerintahkan agar segera harus diusir.