Presiden Prabowo Panen Jagung di Bengkayang. (Foto: Okezone.com/Setpres)
JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto optimistis target swasembada jagung dapat dicapai lebih cepat. Hal ini terlihat dari hasil panen yang meningkat hingga 50% dan rencana penghentian impor jagung pada 2026.
Prabowo menjelaskan, sebelumnya produksi jagung dari 1 hektare (ha) lahan hanya mencapai 4 ton. Namun saat ini, produksi berhasil ditingkatkan hingga 50%.
"Kita buktikan bisa 6–7 ton. Laporan yang saya terima, kuartal I peningkatan produksi sudah 48% , hampir 50%. Tahun lalu sekitar 6 juta ton, sekarang mendekati 9 juta ton. Berarti swasembada jagung bisa lebih cepat," kata Prabowo dalam Panen Raya Jagung Serentak Kuartal II dan Pelepasan Ekspor Jagung di Bengkayang, Kamis (5/6/2026).
Prabowo juga meyakini bahwa Indonesia tidak perlu lagi mengimpor jagung. Ia optimistis pada 2026 impor jagung dapat dihentikan sepenuhnya.
Dalam panen raya tersebut, Prabowo memastikan kesiapan Indonesia menghentikan impor jagung kepada Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan Kapolri Listyo Sigit Prabowo. Ia menanyakan secara langsung kapan hal itu bisa terwujud.
"Setahun lalu kita masih impor jagung, kalau tidak salah 500 ribu ton. Kira-kira 2026 sudah tidak impor, Pak Menteri (Pertanian)?" ujar Prabowo.
Meski optimistis dengan capaian swasembada, Prabowo tetap menyoroti pentingnya meningkatkan kesejahteraan petani. Menurutnya, para petani sebagai produsen pangan harus hidup lebih baik.
"Ini pemikiran kita. Dengan demikian, input harus kita upayakan serendah mungkin untuk petani. Kita lihat di mana kita bisa intervensi—mungkin dengan bantuan alat, teknologi, benih, pupuk, dan sebagainya," ungkapnya.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan, Polri melepas ekspor 1.200 ton jagung ke Serawak, Malaysia dan memulai pembangunan 18 gudang penyimpanan di 12 provinsi.