Meski Diancam Sanksi, Israel Ngotot Bangun 22 Permukiman Baru di Tepi Barat (Ilustrasi/RReuters)
TEPI BARAT - Pemerintah Israel menyetujui membangun 22 permukiman baru di Tepi Barat yang diduduki. Langkah ini dikutuk kelompok hak asasi manusia Israel karena dapat memperburuk hubungan dengan sekutu utama yang telah mengancam sanksi.
1. Israel Bangun Permukiman Baru di Tepi Barat
Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, menulis di X pemukiman tersebut akan berlokasi di Tepi Barat utara. Namun, lokasinya tidak disebutkan.
Media Israel, mengutip Kementerian Pertahanan yang mengatakan, di antara permukiman baru tersebut, "pos terdepan" yang ada akan dilegalkan berdasarkan hukum Israel. Selain itu, pemukiman baru akan dibangun.
Seorang juru bicara Menteri Pertahanan Israel Katz tidak menanggapi pesan teks yang meminta komentar tentang pengumuman tersebut.
2. Palestina Kutuk
Otoritas Palestina yang didukung Barat, yang menjalankan kekuasaan terbatas di Tepi Barat, mengutuk keputusan Israel. Kelompok Islam yang sebagian besar berbasis di Gaza juga mengutuk keputusan itu.
Juru Bicara Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, yakni Nabil Abu Rudeineh mengatakan hal itu merupakan "eskalasi yang berbahaya". Ia menuduh Israel terus menyeret kawasan itu ke dalam "siklus kekerasan dan ketidakstabilan."
"Pemerintah Israel yang ekstremis ini berusaha dengan segala cara untuk mencegah berdirinya negara Palestina yang merdeka," katanya kepada Reuters, sambil mendesak pemerintahan Presiden AS Donald Trump untuk campur tangan.
Warga Palestina menganggap perluasan permukiman sebagai hambatan bagi aspirasi mereka untuk mendirikan negara merdeka di Jalur Gaza dan Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur yang diduduki.
Ada semakin banyak negara Eropa yang menuntut Israel mengakhiri perang di Gaza. Sementara Inggris, Prancis, dan Kanada memperingatkan Israel bulan ini mereka dapat menjatuhkan sanksi yang ditargetkan jika Israel terus memperluas permukiman di Tepi Barat.