Ira Widyanti
, Jurnalis-Selasa, 03 Juni 2025 |16:33 WIB
Kasus Pemukulan saat diksar (foto: freepik)
BANDAR LAMPUNG - Mahasiswa Universitas Lampung (Unila), bernama Pratama Wijaya Kusuma meninggal dunia diduga akibat tindakan kekerasaan, saat pendidikan dasar (diksar) Mahasiswa Ekonomi Pencinta Lingkungan (Mahepel), di kaki Gunung Betung, Pesawaran, Lampung, pada 10 November hingga 14 November 2024 silam.
Salah satu mahasiswa Unila, Zidan mengatakan, korban Pratama pulang dari Diksar dengan kondisi tubuh tak sesehat sebelumnya, dan sering sakit hingga akhirnya meninggal dunia pada 28 April 2025.
Zidan menyebutkan, terdapat 6 orang yang mengikuti Diksar, 2 diantaranya menjadi korban hingga mengalami pecah gendang telinga.
"Korban dua orang yang parah, yang satu pecah gendang telinga dan almarhum teman saya ini, itu mulai dari ditendang perutnya dadanya ditonjok, bahkan almarhum sangking tidak boleh minum jadi meminum spritus, menurut kami tidak itu tidak manusiawi. Itu diluar kampus tapi kegiatan itu atas persetujuan dari Dekan," ungkap Zidan, Selasa (3/6/2025).
"Untuk korban lain pasti kena mental dan takut ketemu senior, dan senior ini memastikan korban lain untuk tidak cerita dan dipastikan akan hilang. Rata-rata bagian sikut perut dan kaki. Yang gendang telinga pecah itu mengundurkan diri," lanjutnya.