Zen Teguh
, Jurnalis-Kamis, 05 Juni 2025 |13:32 WIB
KSAD ke-12 Jenderal TNI Raden Widodo. Tentara didikan Peta ini disingkirkan Soeharto karena membentuk Fosko TNI AD. (Foto: Disjarahad).
JAKARTA - Semasa remaja Raden Widodo gemar semadi atau menyepi di gunung-gunung Tanah Jawa. Kelak jalan hidup membawanya sukses menembus pangkat bintang empat alias jenderal penuh TNI dengan jabatan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). Bagaimana ceritanya?
Widodo lahir di Yogyakarta, 25 April 1926. Ayahnya, Raden Ngabehi Taruno Hartono sedangkan ibunya, Raden Ayu Rukmiati. Kelahiran yang bersamaan fajar menyingsing itu tak pelak membuat keluarga ini larut dalam kebahagiaan. Sang ayah memberinya nama Widodo yang berarti ‘selamat sejahtera’.
1. Tentara Darah Biru
Widodo termasuk keluarga ningrat. Raden Taruno Hartono merupakan keturunan Raden Ronggo Mangun Winoto, seorang yang memiliki trah bangsawan keraton. Demikian pula Raden Ayu Rukmiati, juga masih terhitung ningrat. Bila ditelusuri, kakek Rukmiati masih kerabat Pangeran Diponegoro.
Untuk diketahui, Pangeran Diponegoro merupakan putra pertama dari Gusti Raden Mas Suraja-Raden Ayu Mangkarawati (istri selir). Dalam perjalanan sejarah, ayah Pangeran Diponegoro naik takhta sebagai Raja Yogya bergelar Hamengku Buwono III.
“Dengan silsilah demikian, Widodo termasuk priyayi Jawa. Tak mengherankan namanya kemudian dikenal sebagai Raden Widodo,” tulis buku biografi ‘Jenderal TNI R Widodo: Potret Dedikasi Seorang Prajurit kepada Bangsa’ yang disusun Dinas Sejarah Angkatan Darat (Disjarahad) pada 2015.
Dalam kehidupan sehari-hari, Raden Taruno Hartono bekerja sebagai mantri pemicis atau penarik pajak di Desa Mlati, Gunungkidul. Dengan gaji 25 gulden per bulan dan harus menghidupi 13 putra-putri termasuk Widodo, keluarga Raden Taruno mesti merasakan hidup dalam keprihatinan.