Momen Ken Arok Remaja, Suka Berjudi Tapi Punya Keistimewaan

7 hours ago 2

Ken Arok lahir dari seorang ibu bernama Ken Ndok dan suaminya Gajah Para. Tapi sang anak dibuang ke area kuburan karena malu, konon rasa malu itu akibat kedua orangtua Ken Arok tak patuh Dewa Brahma. Suaminya bernama Gajah Para dikisahkan meninggal dunia yang diduga juga karena tak patuh kebijakan Dewa Brahma ini.

Ken Arok pun dibuang oleh ibunya di kuburan, hingga pada suatu malam seorang pencuri bernama Lembong ke kuburan. Ia tercengang saat melihat sinaran cahaya yang berpancaran. Sinar itu didekatinya dan tampak padanya seorang bayi sedang menangis, karena kasihan maka bayi dibawa pulang. 

Segera tersiar berita bahwa Lembong mempunyai anak pungut, berasal dari kuburan. Mendengar berita itu, Ken Ndok datang mengunjungi Lembong dan mengaku bayi itu anaknya, lahir dari kekuasaan Bhatara Brahma. Anak itu diberi nama Ken Arok.

Sejarah Prof. Slamet Muljana dalam bukunya "Tafsir Sejarah Nagarakretagama" mengungkap, Ken Arok tinggal di Desa Pangkur, sampai dapat mengembalakan kerbau. Tapi kehidupan muda Ken Arok suka berjudi. Bahkan dari judinya itu harta sang ayah pungutnya itu habis dibuat judi. 

Ketika ia disuruh menggembalakan kerbau kepala desa Lebak, kerbau itu pun diperjudikan juga. Akibatnya, ayah pungutnya harus membayar uang ganti rugi. Karena kesalnya, Ken Arok diusir dari rumah. Di tengah jalan, ia bertemu dengan Bango Samparan, penjudi dari Desa Karuman. 

Ken Arok dibawa ke tempat perjudian. Pada waktu itu, Bango Samparan menang, sehingga menurut anggapannya berkat kehadiran Ken Arok. Oleh karena itu, Ken Arok diajak pulang dan dijadikan anak pungut bini tua Bango Samparan, yang kebetulan mandul. 

Di Karuman daerah tempat tinggal Bango Samparan Ken Arok merasa kesepian, karena ia tidak dapat bergaul dengan anak-anak Tirtaja, bini muda Bango Samparan. Ia pergi dan bertemu dengan Tita, anak Sahaja, kepala desa Siganggeng. Berkat persahabatannya dengan Tita, ia menetap di Siganggeng dan belajar bersama pada Janggan. 

Di rumah Janggan, ia menunjukkan kenakalannya. Buah jambu milik Janggan yang masih mentah dirayah dan diruntuhkan. Melihat perbuatan itu, Janggan marah. Ken Arok tidak berani masuk rumah, lalu tidur di luar di atas timbunan lalang kering.

Ketika Janggan keluar waktu malam, terkejut melihat sinar berpancaran dari timbunan lalang. Ketika didekatinya, ternyata sinar itu berasal dari Ken Arok. Keistimewaan itulah yang membuat Janggan menumpahkan kasihnya kepada Ken Arok.
 

(Khafid Mardiyansyah)

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|