Ilustrasi (Foto: Wikipedia)
RAJA Singasari Kertanegara salah strategi dalam memperkirakan pertahanannya. Kerajaan Kediri yang dipimpin besannya bernama Jayakatwang membelot. Serangan besar-besaran dilakukan dari dua arah ibu kota Kerajaan Singasari, yang membuat pasukan Singasari kewalahan.
Situasi kala itu sangat mencekam dan Istana Singasari menjadi neraka bagi setiap orangnya. Seluruh pejabat kerajaan, termasuk Kertanagara, istrinya, dan pejabat tinggi lainnya tewas. Gayatri anak dari Kertanagara kala itu berhasil selamat dengan menyamar atas nasihat pembantunya.
Pasukan Singasari benar-benar tak kuat menghadapi banyaknya pasukan Kediri dari uțara dan selatan. Sedangkan pasukan yang dikirim ke luar negeri yakni ke Sumatera, ternyata tak bisa kembali ke Jawa dengan cepat karena arah angin yang bertiup berlawanan arah selama berminggu-minggu.
Pasukan Pengawal Raja yang bertahan di Singhasari Selatan tercerai-berai sejak komandan mereka Pangeran Ardaraja, membelot ke pasukan ayahnya yang menyerbu dari selatan. Ya naluri Ardaraja sebagai seorang anak akhirnya turut membantu Jayakatwang ayahnya menghabisi juragannya, sebagaimana dikisahkan dari buku 'Gayatri Rajapatni : Perempuan Dibalik Kejayaan Majapahit', dari Earl Drake.
Pasukan Singasari hanya tersisa sekitar 600 orang di bawah komando Pangeran Wijaya berhadapan ribuan pasukan Jayakatwang. Mereka bertempur dalam kondisi tak seimbang di utara ibu kota kerajaan. Pasukan Singasari bertempur dengan sengit demi mempertahankan ibu kota.