Moms, Ini 3 Cara Hadapi Gen Alpha Bermedsos Tanpa Harus Drama Pertengkaran. (Foto: Freepik)
HIDUP di era digital memiliki tantangan tersendiri. Sebagai orangtua, ada baiknya melihat fenomena digital dari dua sisi demi kebaikan si anak.
Generasi Alpha atau Gen Alpha adalah anak-anak yang lahir antara tahun 2010 dan 2024. Mereka adalah generasi pertama yang mengenal dunia tanpa AI atau media sosial. Angkatan tertua dari Gen Alpha saat ini berusia 14 tahun, dan yang termuda akan segera lahir.
Menurut The American Academy of Child and Adolescent Psychiatry, anak-anak pada generasi ini sudah menghabiskan empat hingga enam jam sehari untuk menonton layar dan sebagian besar bahkan belum remaja. Sementara itu, perusahaan media sosial menjadi sorotan terkait dampak negatifnya, mulai dari kesehatan mental hingga eksploitasi seksual.
Dalam mendampingi anak, Moms perlu menemukan cara terbaik dalam membesarkan Gen Alpha dan melindungi mereka dari kemungkinan bahaya di dunia yang semakin digital ini. Berikut tiga tips dan kiatnya, seperti dikutip Marriage, Sabtu (28/6/2025).
1. Jauhkan Media Sosial Selama Mungkin
Ellen Galinsky, seorang pakar parenting Families and Work Institute (FWI) mengatakan, semakin lama Moms dapat menjauhkan anak-anak kecil dari dunia digital, maka hasilnya akan semakin baik.
"Mereka belajar tentang jati diri mereka, cara menjelajah, dan cara bergerak di dunia luar," kata Galinsky. "Menurut saya, memastikan mereka memiliki kehidupan yang seimbang adalah hal yang sangat penting," ujarnya, seperti dikutip dari Business Insider, Sabtu (28/6/2025).
Dia mengungkapkan anak-anak berusia antara 12 dan 15 tahun yang menghabiskan tiga jam atau lebih sehari di media sosial memiliki peluang dua kali lipat untuk mengalami depresi atau kecemasan.
Galinsky mengatakan media sosial tidak sepenuhnya buruk, tetapi beberapa bagiannya mungkin sulit dipahami bagi Gen Alpha.
"Seorang peneliti menemukan bahwa ketika anak-anak menggunakan media sosial secara pasif, yaitu, mereka hanya menggulir dan melihat apa yang dilakukan orang lain, hal itu lebih berbahaya daripada secara aktif dalam memposting," kata Galinsky.
Namun, membiarkan mereka hidup tanpa medsos selamanya tidaklah realistis. Jadi, jika Moms memiliki anak yang akhirnya menyukai media sosial, ubahlah menjadi sesuatu yang dapat mereka ciptakan.
"Minta mereka membuat video, minta mereka menulis. Ubah minat menjadi sesuatu yang membuat mereka aktif, bukan pasif," tegasnya.