Memahami Perbedaan Owning Cost dan Operating Cost pada Unit Alat Berat (Foto: Okezone)
JAKARTA - Memahami perbedaan owning cost dan operating cost pada unit alat berat. Dalam industri konstruksi dan pertambangan, penggunaan alat berat menjadi hal yang vital untuk mendukung produktivitas dan efisiensi kerja.
Namun, memiliki dan mengoperasikan alat berat tidak hanya soal pembelian saja, melainkan juga memahami dan mengelola dua jenis biaya utama yang menyertainya, yaitu Owning Cost (Biaya Kepemilikan) dan Operating Cost (Biaya Operasional). Meskipun keduanya sama-sama berkaitan dengan penggunaan alat berat, keduanya memiliki perbedaan mendasar dari sisi fungsi dan waktu pengeluaran.
Owning Cost, atau yang dikenal sebagai biaya kepemilikan, adalah segala bentuk pengeluaran yang timbul akibat kepemilikan atas suatu unit alat berat. Biaya ini tetap harus dikeluarkan meskipun alat tersebut tidak digunakan secara aktif dalam kegiatan operasional. Owning cost meliputi pengeluaran seperti depresiasi nilai alat, bunga pembiayaan jika pembelian dilakukan secara kredit, biaya asuransi untuk melindungi alat dari kerusakan atau kehilangan, serta kewajiban pajak atas unit tersebut. Semua komponen ini termasuk dalam kategori biaya tetap yang perlu diperhitungkan sejak awal proses perencanaan dilakukan.
Sementara itu, Operating Cost atau biaya operasional adalah biaya yang hanya muncul ketika alat berat digunakan dalam proses kerja. Berbeda dari Owning Cost yang bersifat tetap, biaya ini bersifat variabel karena bergantung pada seberapa sering dan intens alat digunakan.