Tentara Korea Selatan memasang pengeras suara di perbatasan Korea Utara. (Foto: Reuters)
SEOUL - Militer Korea Selatan mengatakan telah menangguhkan siaran propaganda melalui pengeras suara melintasi perbatasan ke Korea Utara, sebagai bagian dari upaya untuk "memulihkan kepercayaan" antara kedua negara.
Langkah tersebut dilakukan seminggu setelah negara tersebut memilih presiden baru Lee Jae-myung, yang telah berkampanye untuk meningkatkan hubungan antar-Korea.
Pyongyang menganggap siaran propaganda melalui pengeras suara sebagai tindakan perang dan telah mengancam akan meledakkannya di masa lalu.
Sebelumnya, siaran tersebut telah dihentikan selama enam tahun tetapi dilanjutkan kembali pada Juni tahun lalu sebagai tanggapan atas kampanye Pyongyang yang mengirimkan balon berisi sampah melintasi perbatasan ke Korea Selatan.
Dalam beberapa tahun terakhir, siaran tersebut telah mencakup berita dari kedua Korea dan luar negeri serta informasi tentang demokrasi dan kehidupan di Selatan.
Presiden Baru Korea Selatan
Hubungan antara Korea Utara dan Korea Selatan telah memburuk di bawah presiden sebelumnya Yoon Suk Yeol, yang lebih agresif terhadap Pyongyang.
Yoon dimakzulkan dan dicopot dari jabatannya karena sempat menempatkan Korea Selatan di bawah darurat militer pada Desember, dengan alasan dugaan ancaman dari pasukan anti-negara dan simpatisan Korea Utara.