Arief Setyadi
, Jurnalis-Jum'at, 20 Juni 2025 |15:17 WIB
Pemimpin Hizbullah Naim Qassem (Foto: Reuters)
JAKARTA - Perang antara Iran dan Israel semakin berkecamuk. Bahkan, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberi sinyal bakal ikut dalam peperangan, setelah sebelumnya mendesak Iran menyerah tanpa syarat dan menghentikan program nuklirnya.
Meski, kemudian Trump menyatakan membutuhkan waktu dua minggu untuk menentukan sikap. Apakah AS bakal ikut berperang atau tidak.
Kemelut perang di Timur Tengah memancing Hizbullah, kelompok militan yang berbasis di Lebanon selatan itu murka. Pemimpin Hizbullah Naim Qassem menegaskan, siap mendukung Iran berperang dengan Israel. Sekalipun ada AS di belakang para zionis.
"Hizbullah akan bertindak secara tepat," ujar Qassem melansir Xinhua, Jumat (20/6/2025).
Kelompok militan yang berpengalaman ini memang merupakan sekutu dekat Iran. Begitu juga dengan Hamas di Palestina dan Houthi asal Yaman.
Qassem memuji Iran sebagai pelindung bagi kaum tertindas dan aktor utama dalam mendukung perlawanan terhadap Israel, terutama di kawasan Palestina dan Lebanon. Sebaliknya, ia mengecam ancaman AS kepada Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
Ia menyerukan kepada negara-negara lain untuk bersatu bersama Iran dalam menghadapi dominasi global dan menghentikan tindakan agresif terhadap negara tersebut.
Iran dan Israel hingga sekarang masih terus saling serang. Bahkan, zionis meluncurkan serangan besar pada Jumat pagi yang menargetkan fasilitas nuklir Iran, lokasi produksi rudal balistik, serta infrastruktur militer penting lainnya.
(Arief Setyadi )