Taufik Fajar
, Jurnalis-Sabtu, 05 Juli 2025 |10:20 WIB
Sri Mulyani soal Defisit APBN (Foto: Okezone)
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga akhir 2025 akan mencapai Rp662 triliun atau setara dengan 2,78 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Angka ini lebih lebar dibandingkan target APBN awal, merefleksikan dinamika pelaksanaan anggaran yang penuh tantangan.
Sebelumnya, Kementerian Keuangan mencatat defisit APBN hingga semester I 2025 mencapai 0,84 persen dari PDB atau Rp204,2 triliun, yang melebar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 0,34 persen dari PDB atau Rp77,3 triliun.
Pelebaran defisit di semester awal tersebut dipengaruhi oleh kontraksi penerimaan pajak yang cukup dalam, terutama pada Januari dan Februari.
Berikut fakta-fakta APBN berpotensi Defisit dan Utang Ri yang dirangkum Okezone, Sabtu (5/7/2025).
1. Proyeksi Defisit
Dalam menghadapi proyeksi defisit akhir tahun, pemerintah berencana untuk meminta persetujuan DPR guna memanfaatkan sisa anggaran lebih (SAL) sebesar Rp85,6 triliun.
Langkah ini diambil untuk mengurangi kebutuhan pembiayaan defisit melalui penerbitan surat utang baru, dengan memanfaatkan kas negara yang tersedia.