Yuk Kenali 7 Tanda Seseorang Punya Luka Batin Akibat Pengalaman Masa Kecil dan Hubungan Toxic! (Foto: Freepik)
JAKARTA - Apakah kamu pernah merasa sulit percaya dengan orang lain, suka menyendiri atau emosi kamu mudah meledak? Mungkin saja perasaan itu tumbuh karena luka batin yang muncul dari masa kecil dan hubungan toxic yang pernah dialami sebelumnya.
Luka batin merupakan keadaan emosional seseorang yang mengalami pengalaman menyakitkan atau traumatis yang dapat menimbulkan luka pada jiwa ataupun hati seseorang yang mengalami hal tersebut.
Pengalaman menyakitkan itu bisa berasal dari mana saja, seperti hubungan toxic atau pun trauma masa kecil. Trauma masa kecil cenderung meninggalkan luka batin yang dapat berdampak langsung pada perilaku seseorang di masa depan.
Dilansir dari The National Child Traumatic Stress Network, Selasa (24/6/2025). Berdasarkan hasil studi The Adverse Childhood Experiences (ACE) menyatakan bahwa trauma masa kecil berpengaruh besar terhadap perilaku yang beresiko tinggi di masa depan.
Dalam unggahan Instagram @dr.yuliana.cht. dr. Yuliana, CHt, seorang Dokter dan Hypnotherapist membagikan 7 tanda seseorang punya luka batin dari masa kecil dan hubungan yang toxic.
Berikut 7 tanda seseorang punya luka batin akibat pengalaman masa kecil dan hubungan toxic:
1. Lebih memilih menyendiri karena saat bersama orang lain justru makin terasa hampa
2. Tenggelam berjam-jam di media sosial atau hiburan digital hanya untuk mengisi kekosongan emosional
3. Tidak lagi merawat diri, makan makin tidak teratur, jarang bergerak atau kehilangan semangat bekerja
4. Mencari kehangatan emosional lewat hubungan tanpa komitmen hanya agar “diperhatikan”
5. Sulit percaya orang benar-benar peduli hingga akhirnya menarik diri dari pertemanan
6. Emosi mudah meledak, gampang lelah secara mental dan tugas kecil pun terasa berat
7. Mengalihkan perasaan kosong dengan belanja, kerja berlebihan atau mengejar pencapaian demi validasi
Demikian 7 tanda seseorang yang memiliki luka batin dari masa kecil dan hubungan yang toxic. Tanda-tanda ini dapat membantu untuk lebih memahami diri sendiri dan memulai proses pemulihan dengan bantuan professional serta dukungan sosial yang tepat.
(Kemas Irawan Nurrachman)