Serangan Israel Disebut Bisa Bikin Iran Keluar dari NPT Kembangkan Nuklir

6 hours ago 2

Serangan Israel Disebut Bisa Bikin Iran Keluar dari NPT Kembangkan Nuklir

Serangan Israel  Disebut Bisa Bikin Iran Keluar dari NPT Kembangkan Nuklir (Foto : Reuters)

JAKARTA - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Ulil Abshar Abdalla atau akrab disapa Gus Ulil membeberkan bahayanya Israel menyerang Iran. Bahkan, campur tangan Amerika Serikat dalam penyerangan terhadap Iran.

"Ketika Iran saat ini diserang Israel, salah satu bahayanya adalah potensi Iran keluar dari NPT (Non-Proliferasi Nuklir), perjanjian NPT. Karena dia diserang, kalau Iran keluar NPT, dia bisa menjadi negara yang mengembangkan nuklir tanpa pengawasan Internasional, justru ini berbahaya," ujarnya dalam Rakyat Bersuara bertema Iran Diserbu AS-Israel, Dunia Diambang Perang? pada Selasa (24/6/2025).

Menurutnya, sebelum bicara soal kemungkinan perluasan konflik militer Israel-Iran menjadi konflik bersifat global, semuanya harus kembali pada basicnya dahulu. Dasarnya sebetulnya tindakan Israel menyerang Iran dengan alasan preemptive strike atau serangan tuk preemptive karena Israel khawatir jika Iran memiliki senjata nuklir, maka itu akan membahayakan keamanan Israel.

"Sebelum senjata nuklir ini berhasil dikembangkan oleh Iran, dia harus diserang terlebih dahulu, itulah namanya preemptive strike. Ini persis seperti yang dilakukan Israel pada tahun 1981, ketika itu Israel juga pernah menyerang reaktor nuklir Irak dan pada saat itu keluar resolusi PBB nomor 487 yang isinya menyatakan unilateral Israel tuk menyerang Irak, menyerang reaktor Irak ini, ini tak bisa dibenarkan, sama sekali dianggap sebagai tindakan ilegal," tuturnya.

Dia menerangkan, semua harus tahu Israel selama ini belum pernah mengakui secara terbuka dia memiliki senjata nuklir, padahal dia memilikinya. Israel sudah mengembangkan nuklir sejak tahun 1960-an, sejak di era Presiden AS Kennedy, tapi Israel sampai saat ini tak pernah mengaku secara terbuka sebagai negara yang memiliki senjata nuklir.

"Jelas pelanggaran karena di dalam dunia ini ada suatu perjanjian unilateral namanya NPT, The Non-Proliferation Treaty (Perjanjian Nonproliferasi Nuklir). Perjanjian antarnegara tuk membatasi pengembangan nuklir. Itu sudah ada, nah sekarang sampai saat ini tak pernah menjadi party atau pihak yang menandatangi NPT ini," tuturnya.

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|