Profil Dokter Marwan, Direktur RS Indonesia yang Dibom Israel Bersama Keluarganya

14 hours ago 3

Profil Dokter Marwan, Direktur RS Indonesia yang Dibom Israel Bersama Keluarganya

Profil Dokter Marwan, Direktur RS Indonesia yang Dibom Israel Bersama Keluarganya (Foto : The Guardian)

GAZA - Marwan al-Sultan, seorang dokter ahli jantung ternama dan direktur rumah sakit Indonesia, adalah petugas kesehatan ke-70 yang terbunuh oleh serangan Israel dalam 50 hari terakhir. Informasi itu disampaikan organisasi medis Palestina. Dokter Marwan meninggal usai Israel mengebom kediamannya.

Serangan itu pun menewaskan salah satu dokter paling senior di Gaza dalam kerugian yang "sangat besar" bagi sistem perawatan kesehatan yang telah hancur. Sejumlah anggota keluarga dilaporkan tewas bersamanya.

Dilansir dari The Guardian, dr Marwan al-Sultan, seorang ahli jantung yang terkenal dan sangat berpengalaman serta direktur rumah sakit Indonesia di Jalur Gaza. Hal tersebut disampaukan Healthcare Workers Watch (HWW), sebuah organisasi medis Palestina.

"Pembunuhan Dr Marwan al-Sultan oleh militer Israel merupakan kerugian yang sangat besar bagi Gaza dan seluruh komunitas medis, dan akan berdampak buruk pada sistem perawatan kesehatan Gaza," kata, Direktur HWW, Muath Alser, Rabu (2/7/2025).

 Instragam)

Pembunuhan tersebut, menurut Muath Alser, adalah bagian dari penargetan yang jauh lebih lama dan sistematis terhadap para pekerja kesehatan yang dijatuhi hukuman impunitas. "Ini adalah hilangnya nyawa yang tragis, tetapi juga penghancuran puluhan tahun keahlian medis dan perawatan yang menyelamatkan nyawa mereka pada saat situasi yang dihadapi warga sipil Palestina sangat dahsyat,” tambah Alser.

Dokter Marwan Satu dari 2 Ahli Jantung di Gaza

Direktur Rumah Sakit al-Shifa di Gaza, dokter Mohammed Abu Selmia, yang mengaku sangat terkejut dan berduka. 

“Dia adalah seorang sarjana terkemuka dan salah satu dari dua ahli jantung yang tersisa di Gaza. Ribuan pasien jantung akan menderita akibat pembunuhannya. Satu-satunya kesalahannya adalah bahwa dia adalah seorang dokter. Kami tidak punya pilihan selain bersikap tabah, tetapi rasa kehilangan itu sangat menghancurkan,” tuturnya.

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|