HUT Jakarta ke-489, Gabus Pucung Jadi Simbol Cita Rasa dan Warisan Budaya Betawi

7 hours ago 4

Clarisa Adiana , Jurnalis-Minggu, 22 Juni 2025 |09:27 WIB

HUT Jakarta ke-489, Gabus Pucung Jadi Simbol Cita Rasa dan Warisan Budaya Betawi

HUT Jakarta ke-489, Gabus Pucung Jadi Simbol Cita Rasa dan Warisan Budaya Betawi, (Foto: Regjakarta)

JAKARTA – Memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Jakarta ke-489 yang jatuh pada tahun 2025 ini, berbagai cara dilakukan untuk mengenang kekayaan sejarah dan budaya ibu kota. Salah satu yang tak boleh dilupakan adalah kekayaan kuliner Betawi yang sudah menjadi identitas warga Jakarta, seperti gabus pucung.

Hidangan khas Betawi ini bukan sekadar makanan, tapi juga warisan budaya yang penuh makna sejarah. Gabus pucung sudah hadir sejak tahun 1847 dan hingga kini tetap eksis sebagai sajian yang menggugah selera sekaligus menyimpan nilai-nilai lokal yang tinggi.

Hidangan ini juga telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2014. Yang membuatnya istimewa, gabus pucung termasuk dalam delapan warisan budaya asal DKI Jakarta, dari total 96 warisan budaya yang tercatat di Indonesia.


Jejak Sejarah dan Filosofi Rasa

Gabus pucung berasal dari kreativitas masyarakat Betawi pada masa kolonial. Saat itu, ikan-ikan budidaya seperti ikan mas atau mujair terlalu mahal. Oleh karena itu, masyarakat memilih menggunakan ikan gabus yang mudah ditemukan di wilayah rawa dan persawahan sekitar Batavia.

Tak hanya itu, buah pucung atau kluwek yang tumbuh liar di pinggiran Sungai Ciliwung juga dimanfaatkan sebagai bumbu utama. Kluwek inilah yang memberi warna hitam khas pada kuah gabus pucung, sekaligus rasa asam-gurih yang begitu khas.

Lebih dari sekadar kuliner, gabus pucung juga hadir dalam tradisi nyorong, yakni tradisi memberikan makanan kepada orang tua atau mertua menjelang Ramadhan atau Lebaran. Sajian ini menjadi simbol ikatan kekeluargaan yang kuat dalam budaya Betawi.

Mengolah gabus pucung juga tidak bisa sembarangan. Oleh karena itu, masyarakat memilih menggunakan ikan gabus yang mudah ditemukan di wilayah rawa dan persawahan sekitar Batavia. Jika salah pilih, rasa kuah bisa menjadi getir. Selain itu, ikan gabus segar juga penting untuk menghasilkan daging yang tidak amis dan gurih saat disantap bersama nasi putih hangat.

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|