Feby Novalius
, Jurnalis-Kamis, 03 Juli 2025 |11:31 WIB
Kecelakaan Kapal KMP Tunu Pratama Jaya di Perairan Selat Bali. (Foto: Okezone.com/Ditjen Hubla)
JAKARTA - Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan mengungkapkan tantangan dalam operasi pencarian dan pertolongan (SAR) kecelakaan kapal KMP Tunu Pratama Jaya di Perairan Selat Bali. Kapal tersebut dilaporkan tenggelam pada Rabu 2 Juli 2025 sekitar pukul 23.35 WIB.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Muhammad Masyhud mengatakan, saat ini operasi SAR masih berlangsung dengan dukungan armada laut dan tim penyelamat dari berbagai instansi terkait. Upaya pencarian terhadap penumpang lainnya masih terus dilakukan.
"Proses evakuasi menghadapi tantangan berupa kondisi gelombang laut yang tinggi (2 – 2,5 meter), angin kencang, serta arus kuat di sekitar lokasi kejadian," ujarnya, Kamis (3/7/2025).
Pemerintah pun menyampaikan keprihatinan mendalam atas kejadian ini dan memastikan bahwa setiap langkah penanganan dilakukan secara cepat, terkoordinasi, dan mengedepankan keselamatan jiwa.
Ditjen Hubla akan terus berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan untuk mendukung kelancaran operasi pencarian dan penyelamatan.
"Saat ini telah dibuka Posko Terpadu Penanganan Evakuasi KMP Tunu Pratama Jaya di Kantor ASDP Cabang Gilimanuk. Kami akan menyampaikan perkembangan lebih lanjut seiring informasi resmi dari tim SAR di lapangan," tuturnya.
Informasi lebih lanjut dapat menghubungi Kepala Bagian Humas dan Umum Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Heri Junaedi 0821 2275 3682).
Sebagai informasi, terjadi kecelakaan kapal KMP Tunu Pratama Jaya di Perairan Selat Bali, pada Rabu 2 Juli 2025 sekitar pukul 23.35 WIB. KMP Tunu Pratama Jaya berlayar dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk.