Fahmi Firdaus
, Jurnalis-Senin, 23 Juni 2025 |19:30 WIB
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM)
WAMENA – Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) terus melakukan kekerasan di sejumlah di Bumi Cenderawasih. Salah satu aksi keji OPM adalah menembak mati 2 pekerja bangunan di gereja GKI, Air Garam, Distrik Asotipo, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan.
Selain warga sipil, kelompok yang juga dikenal dengan KKB Papua ini juga melakukan penyerangan terhadap anggota TNI-Polri. Prajurit TNI dari Kodim 1715/Yahukimo Serka Seger Mulyana gugur usai ditembak OPM.
“Kekerasan yang terjadi, seperti penembakan terhadap warga sipil, pekerja, guru, bahkan perawat, adalah tindakan tidak manusiawi dan melanggar hak asasi manusia. Ini tidak bisa dibenarkan dalam kondisi apa pun,” ujar Tokoh Intelektual Muda Papua Pegunungan, Charles Kossay, Senin (23/6/2025).
Kossay melanjutkan, tindakan kelompok separatis di beberapa wilayah seperti Yahukimo, Intan Jaya, dan Puncak, telah menimbulkan trauma yang mendalam di tengah masyarakat.
Akibatnya, banyak warga takut beraktivitas, dari bekerja di kebun, ke kantor, hingga kegiatan sosial masyarakat lumpuh total.
Oleh karena itu dia menyerukan kepada kelompok TPNPB untuk menghentikan segala bentuk kekerasan terhadap masyarakat sipil.
Ia menegaskan, bahwa guru dan tenaga kesehatan adalah pelayan kemanusiaan yang datang ke Papua untuk membantu masyarakat, bukan untuk dijadikan sasaran kekerasan.
“Kami tidak bisa terus kehilangan nyawa hanya karena ambisi segelintir kelompok. Pembunuhan tidak bisa ditoleransi. Ini adalah pelanggaran yang sangat fatal dan bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan,” tegasnya.