Trump Dorong Perjanjian Damai untuk Akhiri Perang Rusia-Ukraina, Bukan Gencatan Senjata (Reuters)
MOSKOW - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengatakan pada Sabtu (15 Agustus 2025), Ukraina harus membuat kesepakatan untuk mengakhiri perang dengan Rusia.
1. Perjanjian Damai
"Rusia adalah kekuatan yang sangat besar, dan mereka tidak," kata Trump setelah pertemuan puncak, usai Presiden Rusia, Vladimir Putin, dilaporkan menuntut lebih banyak wilayah Ukraina.
Setelah kedua pemimpin bertemu di Alaska pada Jumat, Trump mengatakan kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bahwa Putin telah menawarkan untuk membekukan sebagian besar garis depan jika Kyiv menyerahkan seluruh Donetsk, kawasan industri yang merupakan salah satu target utama Moskow. Hal ini sebagaimana diungkap seorang sumber yang mengetahui masalah tersebut, melansir Reuters, Minggu (17 Agustus 2025).
Sumber tersebut menambahkan, Zelensky menolak tuntutan tersebut. Rusia telah menguasai seperlima wilayah Ukraina, termasuk sekitar tiga perempat provinsi Donetsk, yang pertama kali dimasukinya pada 2014.
Trump mengatakan ia setuju dengan Putin bahwa kesepakatan damai harus diupayakan tanpa gencatan senjata sebelumnya yang dituntut Ukraina dan sekutu-sekutunya di Eropa. Hal itu merupakan perubahan dari posisinya sebelum KTT, ketika ia mengatakan tidak akan senang kecuali gencatan senjata disepakati.
"Semua pihak sepakat, cara terbaik untuk mengakhiri perang mengerikan antara Rusia dan Ukraina adalah dengan langsung mencapai Perjanjian Damai, yang akan mengakhiri perang, dan bukan sekadar Perjanjian Gencatan Senjata, yang seringkali tidak efektif," tulis Trump di Truth Social.
Zelensky mengatakan, keengganan Rusia untuk menghentikan pertempuran akan mempersulit upaya untuk mencapai perdamaian abadi.
"Menghentikan pembunuhan adalah elemen kunci untuk menghentikan perang," katanya di X.
