Soal Perang Harga, Hyundai Soroti Mobil Bekas dan Diler (Fadli Ramadan)
JAKARTA - Hyundai menanggapi perang harga di industri otomotif Indonesia saat ini. Fenomena yang dilakukan produsen asal China tersebut diyakini bakal berdampak pada industri otomotif Tanah Air dalam jangka panjang.
1. Dampak Perang Harga
Chief Operating Officer PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), Fransiscus Soerjopranoto, mengatakan hal ini akan memberi dampak pasar mobil bekas. Itu karena model serupa saat ini dijual dengan harga yang jauh lebih rendah dibandingkan saat diluncurkan.
"Kalau yang namanya perang harga selain harga (mobil) bekasnya turun, pasti dari sisi profitability diler kami atau brand secara umum akan menurun," kata Frans saat ditemui di arena GIIAS 2024, ICE BSD City, Tangerang, belum lama ini.
Sebagai informasi, sejumlah brand asal China menyesuaikan harga pada model yang telah mereka pasarkan. Seperti Jetour yang dua kali merevisi harga Dashing dan X70 Plus, serta Chery yang mengoreksi harga Chery C5 dan Chery E5.
"Ada pedagang mobil bekas merasa stok mereka menjadi undervalued saat ini, dibandingkan harga saat dia membeli," ujar Frans.
Perang harga dilakukan sejumlah produsen dengan harapan dapat menggaet pasar lebih besar. Tapi, Frans mengatakan, hal ini bukan solusi tepat. Selain itu, jasa pembiayaan memainkan pengaruh besar terhadap pembelian mobil baru.