Riwayat Pendidikan Ir. Soekarno, Sang Proklamator Indonesia

1 month ago 6

Riwayat Pendidikan Ir. Soekarno, Sang Proklamator Indonesia

Riwayat Pendidikan Ir. Soekarno, Sang Proklamator Indonesia (Foto: Ist)

JAKARTA - Riwayat pendidikan Ir. Soekarno, Sang Proklamator Indonesia. Berdasarkan buku “Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia” karya Cindy Adams

Ir. Soekarno, tokoh yang dikenal sebagai Proklamator Indonesia, menempuh jalur pendidikan yang berpindah-pindah mengikuti masa kecil dan remaja yang dijalaninya. Menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia ke-80 yang sebentar lagi tiba, Soekarno merupakan tokoh penting dalam kemerdekaan Republik Indonesia. Perannya sebagai proklamator, orator, serta pendiri berbagai organisasi berpengaruh signifikan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Pendidikan Dasar di Mojokerto

Menurut catatan Cindy Adams, Soekarno memulai pendidikan formal di Sekolah Rakyat Mojokerto. Sekolah ini memberikan pelajaran dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung. Ayahnya yang berprofesi sebagai guru menjadi pengaruh utama dalam mendorongnya bersekolah.

Sekolah Menengah di Surabaya

Pada usia 15 tahun, Soekarno pindah ke Surabaya untuk melanjutkan pendidikan di Hogere Burgerschool (HBS), sebuah sekolah menengah berbahasa Belanda yang pada masa itu diperuntukkan bagi kalangan tertentu. Selama belajar di Surabaya, ia tinggal di rumah Haji Oemar Said Tjokroaminoto, pemimpin Sarekat Islam. Lingkungan ini membuatnya mulai mengenal diskusi-diskusi politik dan pergerakan nasional.

Pendidikan Tinggi di Bandung

Setelah lulus HBS, Soekarno melanjutkan kuliah di Technische Hoogeschool te Bandoeng (kini Institut Teknologi Bandung/ITB) pada jurusan teknik sipil. Ia menyelesaikan studinya pada tahun 1926 dan meraih gelar insinyur (Ir.). Masa kuliahnya juga diwarnai keterlibatan dalam organisasi mahasiswa, salah satunya pendirian Algemeene Studie Club di Bandung.

Awal Perjuangan Politik

Setelah menyelesaikan pendidikan, Soekarno kembali ke Surabaya dan kemudian menetap di Bandung. Ia mulai aktif dalam pergerakan politik melalui Partai Nasional Indonesia (PNI) yang berdiri pada 1927. Kegiatan ini membuatnya berhadapan dengan pemerintah kolonial hingga ia beberapa kali mengalami penangkapan dan pembuangan, termasuk ke Ende (Flores) dan Bengkulu. Periode ini menjadi awal kiprahnya di panggung politik nasional, yang kelak membawanya pada peristiwa Proklamasi 17 Agustus 1945 dan jabatan Presiden pertama Republik Indonesia.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|