Achmad Al Fiqri
, Jurnalis-Senin, 10 November 2025 |07:14 WIB

Lokasi ledakan di Musola SMAN 72 Jakarta/Foto: Dok IMG
JAKARTA - Anggota Komisi III DPR RI Hasbiallah Ilyas, mengusulkan, penyidik kepolisian bisa menangani pelaku ledakan SMAN 72 Jakarta dengan mengedepankan aspek humanis dan empati. Hal itu dikakukan bila pelaku terbukti korban perundungan atau bullying.
"Saya harap penyidik lebih mengedepankan pendekatan humanistik dan empatik terhadap pelaku jika memang motifnya balas dendam korban bullying. Apalagi pelaku masih di bawah umur," kata Hasbi saat dihubungi, Minggu (9/11/2025).
Kendati demikian, Hasbi menyarankan penyidik memprioritaskan trauma healing terhadap pelaku ledakan, ketimbang memberi hukuman pidana.
"Jadi saya usul diprioritaskan tindakan trauma healing atau pemulihan mental dan kepercayaan diri pelaku. Itu yang paling utama saat ini," tutur Hasbi.
Menurutnya, insiden ledakan SMAN 72 Jakarta menjadi pembelajaran berharga untuk mencegah terulangnya peristiwa semacam ini di masa depan. Ia pun menyarankan pada pemerintah untuk memberi penanganan khusus persoalan perundungan.
"Saya usul harus ada penanganan khusus mengatasi hal ini, harus lebih peka dan proaktif terhadal masalah bullying. Termasuk perlindungan terhadap diduga korban dan tindakan keras terhadap diduga pelaku di sekolah," kata Hasbi.

















































