Feby Novalius
, Jurnalis-Jum'at, 15 Agustus 2025 |12:45 WIB
Presiden Prabowo Subianto mengakui bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia selama ini belum dinikmati secara merata. (Foto: Okezone.com/Aldhi Chandra)
JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto mengakui bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia selama ini belum dinikmati secara merata, melainkan hanya oleh segelintir orang. Padahal, dalam tujuh tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi konsisten berada di atas 5%.
"Pertumbuhan ekonomi rata-rata 5% selama 7 tahun terakhir tidak tercermin dalam kondisi nyata. Rakyat Indonesia masih banyak yang kelaparan, petani dan nelayan kesulitan menjual hasil panennya. Rakyat belum memiliki rumah layak huni, guru belum dihargai, serta keluarga yang tak sanggup berobat karena biaya atau tidak ada fasilitas di daerahnya," ujarnya dalam rangka Penyampaian Laporan Kinerja Lembaga-Lembaga Negara dan Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia dalam rangka HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, di DPR RI, Jakarta, Jumat (15/8/2025).
Oleh karena itu, Prabowo dalam masa kepemimpinannya berpegang teguh pada UUD 1945 yang menjadi benteng perekonomian Indonesia. Dalam Pasal 33 ayat 1, 2, 3, dan 4 disampaikan bahwa landasan dasarnya adalah asas kekeluargaan, bukan asas konglomerasi.
"Saya ingin bertanya, apakah beras itu penting bagi negara? Menguasai hidup orang banyak. Apakah penggilingan padi penting bagi negara? Tapi ada sementara pengusaha yang justru memanfaatkan kekuatan mereka, kekuatan modal mereka, untuk dominasi dan manipulasi kehidupan rakyat, dan ini tidak bisa kita terima," ujarnya.
Selain itu, disebutkan juga pada ayat 3 dan 4 soal efisiensi anggaran. Di mana hal tersebut sudah dijalankan dengan melakukan efisiensi anggaran sebesar Rp300 triliun yang sebelumnya menjadi anggaran rawan korupsi.