Pengelola Tambang Emas Manfaatkan Spesies Perintis, Apa Manfaatnya? (Foto: Freepik)
JAKARTA - Kehidupan manusia modern tidak bisa terlepas dari kegiatan pertambangan. Begitu banyak mineral yang dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari seperti minyak, batu bara untuk energi, nikel, tembaga, perak, emas yang dibutuhkan untuk keperluan teknologi seperti semikonduktor, otomotif, industri manufaktur hingga konstruksi.
Namun kegiatan pertambangan selain banyak membawa manfaat bagi manusia juga meninggalkan pekerjaan lain seperti pemulihan lahan pasca kegiatan pertambangan.
Superintendent Environmental Site Support Agincourt Resources (PTAR) Syaiful Anwar menguangkapkan bagaimana memulihkan lahan, mengembalikan dan meningkatkan kesuburan tanah hingga terbentuk sebuah ekosistem yang lengkap. Agincourt Resources, bagian dari Astra Astra International pengelola tambang emas Martabe di Tapanuli Selatan.
"Aktivitas penambangan memiliki dampak yang besar karena aktivitas pertama adalah pembukaan lahan. Pembukaan lahan dapat memengaruhi keanekaragaman flora dan fauna di sekitar area pemrosesan, dan kemudian aktivitas penambangan, kegiatan membuang tanah dan material limbah. Aktivitas ini memerlukan standar operasi yang sangat ketat dan bertanggung jawab," kata Syaiful di Jakarta, Kamis (14/8/2025).
Syaiful menjelaskan bahwa departemen environment PTAR menggunakan tanaman perintis yang berasosiasi dengan mikroorganisme yang mampu mengurai logam berat, menetralkan material sisa tambang, mengembalikan kesuburan tanah dan membentuk ekosistem baru.
"Jadi material sisa proses kegiatan penambangan dapat mempengaruhi kontaminasi pada tanah, kemudian ke air atau sungai, namun kami memiliki beberapa tanaman yang kami gunakan untuk reklamasi di area pascatambang," katanya.
Saat ini, cadangan emas Martabe memiliki tingkat endapan sulfidasi tinggi, dengan proses pengolahan menggunakan metode Carbon-in-Leach (CIL), di mana metode ini sedikit lebih mahal daripada metode Heap Leach, namun memiliki tingkat recovery lebih tinggi dalam prosesnya.
Dengan tingkat kapasitas pabrik pengolahan yang dimiliki mencapai lebih dari 6 juta ton bijih per tahun, tambang emas ini mampu memproduksi hingga 200.000 ons emas per tahun dan 1-2 juta ons perak.