Perdana Menteri Jepang Shigeru ishiba menyampaikan pidato pada Peringatan 80 Tahun Bom Atom Hiroshima. (Foto: X)
JAKARTA – Doa dan mengheningkan cipta digelar di Jepang pada Rabu (6/8/2025) saat negara itu memperingati 80 tahun dijatuhkannya bom atom di Kota Hiroshima. Acara khidmat tersebut dihadiri Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba bersama para pejabat dari seluruh dunia.
"Jepang adalah satu-satunya negara yang pernah mengalami bom atom dalam perang," ujar Wali Kota Hiroshima, Kazumi Matsui, di Taman Peringatan Perdamaian di kota tersebut. "Pemerintah Jepang mewakili rakyat yang mendambakan perdamaian sejati dan abadi."
Kota Hiroshima dihancurkan pada 6 Agustus 1945, ketika Amerika Serikat (AS) menjatuhkan bom atom yang dijuluki "Little Boy", menewaskan sekitar 78.000 orang seketika. Beberapa hari kemudian, bom atom berikutnya dijatuhkan di Kota Nagasaki, memaksa Jepang akhirnya menyerah dan mengakhiri Perang Dunia II.
Kedua bom atom tersebut menewaskan lebih dari 200.000 orang — sebagian akibat ledakan langsung dan lainnya akibat penyakit radiasi serta luka bakar.
Selama beberapa dekade setelah serangan, para penyintas, yang disebut "hibakusha", sering menghadapi diskriminasi karena rumor yang beredar bahwa mereka membawa penyakit dan keturunan mereka dapat terinfeksi. Jumlah mereka turun di bawah 100.000 untuk pertama kalinya tahun ini.
Pada 2024, Nihon Hidankyo, sebuah kelompok penyintas bom atom Jepang, memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian atas upaya mereka membersihkan dunia dari senjata nuklir.
Dalam pidatonya pada Rabu, Wali Kota Hiroshima Matsui memperingatkan tentang "tren percepatan pembangunan militer di seluruh dunia" dan "gagasan bahwa senjata nuklir penting untuk pertahanan nasional".