Dwinarto
, Jurnalis-Kamis, 21 Agustus 2025 |17:19 WIB
Direktur Legal MNC Group Chris Taufik (kanan) dalam Podcast To The Point Aja. (Foto: Sindonews).
JAKARTA – Di era digital, istilah clickbait bukan lagi hal asing. Judul-judul bombastis dan narasi yang dibesar-besarkan menjadi strategi banyak media atau akun untuk mendongkrak perhatian publik. Namun, menurut praktisi hukum Chris Taufik, praktik ini membawa dampak negatif yang serius.
“Kadang berita yang keluar jauh dari konteks aslinya. Soal gugatan CMNP ke MNC Group, sidang baru pembacaan gugatan, tapi diberitakan seolah perusahaan sudah pasti bangkrut. Itu fabrikasi,” kata Chris dalam Podcast To The Point Aja yang dipandu Pung Purwanto dan Lukman Hanafi.
Chris menilai, perilaku ini bukan sekadar masalah etika, tetapi juga bisa merugikan nama baik individu maupun perusahaan. “Kalau orang sampai kehilangan reputasi gara-gara clickbait, siapa yang bertanggung jawab?,” ujarnya.
Chris mendorong media untuk lebih berpegang pada kode etik jurnalistik ketimbang sekadar mengejar klik.
“Menurut saya, etika itu bahkan lebih penting dari hukum. Tidak semua yang bisa ditulis layak dipublikasikan. Kalau media kredibel, harusnya pegangannya jelas: Kode Etik Jurnalistik,” kata dia.
Dia mengingatkan, jika pola clickbait dan fabrikasi dibiarkan, masyarakat akan kehilangan kepercayaan (distrust) pada media maupun hukum. “Distrust itu bahaya. Kalau publik tidak percaya pada hukum, lama-lama mereka tidak percaya pada negara,” ucapnya
Hingga berita ini ditayangkan, upaya konfirmasi Redaksi kepada kuasa hukum CMNP R Primaditya Wirasandi dari Kantor Hukum Lucas SH & Partners, serta Manager Representative PT CMNP Tbk, Indah Dahlia Lavie, belum mendapatkan respons baik melalui pesan pendek maupun sambungan telepon. Surat permohonan wawancara kepada CMNP sebelumnya juga telah diserahkan dan diterima, namun hingga saat ini CMNP belum memberikan kesempatan wawancara.
(Zen Teguh)