Dampak Pasar Lesu, Suzuki Akui Efisiensi (Okezone/Erha A Ramadhoni)
JAKARTA - Suzuki merasakan dampak turunnya penjualan mobil di Indonesia pada tahun ini. Karena itu, produsen asal Jepang tersebut menerapkan efisiensi biaya operasional pada proses manufaktur atau perakitan kendaraan di pabrik.
Managing Director Suzuki Indomobil Motor (SIM), Shodiq Wicaksono, mengatakan lesunya pasar otomotif dan perang harga yang terjadi saat ini, membebani pelaku industri. Untuk menjaga finansial, efisiensi biaya operasional perlu dilakukan.
"Jadi sebetulnya kalau perang harga menurut saya itu hal yang wajar kalau dalam dunia marketing. Tapi kan kemudian ini menjadi sangat bermasalah ketika pasarnya juga turun," di arena GIIAS 2025, ICE BSD City, Tangerang, dikutip pada Rabu (6/8/2025).
1. Suzuki Efisiensi
Melemahnya daya beli masyarakat terhadap mobil baru juga berdampak pada sisi rantai pasok industri. Hal ini membuat ongkos produksi juga semakin tinggi sehingga memberatkan produsen serta pemasok komponen.
"Tentunya bukan hanya kita yang suffering ya, karena produksi turun, otomatis biaya fixed cost juga akan harus ditanggung lebih tinggi kan berarti untuk per unitnya. Teman-teman supplier akhirnya mengalami masa-masa sulit," tuturnya.
Sebagai informasi, Suzuki memiliki tiga pabrik, yaitu d Cikarang dan Tambun, Jawa Barat, serta Cakung, Jakarta Timur. Setiap pabrik memiliki fungsi yang berbeda untuk mempercepat proses produksi sebuah kendaraan.
Shodiq mengatakan, pasar otomotif nasional yang sangat menantang saat ini sehingga mempengaruhi kinerja pabrik. Karena itu, berbagai upaya dilakukan di tengah gempuran perekonomian yang sulit.