Apakah Kolesterol Termasuk Penyakit Keturunan? (Foto: Freepik)
APAKAH kolesterol termasuk penyakit keturunan? Kolesterol tinggi sering kali diasosiasikan kuat dengan pilihan gaya hidup, seperti pola makan tidak sehat atau kurangnya aktivitas fisik. Namun, tidak banyak yang menyadari bahwa kadar kolesterol yang tinggi juga bisa disebabkan oleh faktor genetik atau warisan dari keluarga. Kondisi ini menarik perhatian karena dapat memengaruhi siapa saja, bahkan individu yang telah menerapkan gaya hidup sehat sekalipun.
Memahami Hiperkolesterolemia Familial (FH)
Ya, kadar kolesterol tinggi memang dapat diturunkan secara genetik. Kondisi ini secara medis dikenal sebagai hiperkolesterolemia familial (FH). FH merupakan kelainan genetik yang mengakibatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah melonjak sangat tinggi, bahkan sejak seseorang dilahirkan. Pada individu penderita FH, tubuh mengalami kesulitan dalam membuang kolesterol jahat dari aliran darah akibat adanya mutasi gen tertentu.
FH diturunkan melalui pola autosomal dominan. Ini berarti, hanya dengan satu orang tua yang membawa mutasi gen FH, anak memiliki kemungkinan untuk mewarisi kondisi tersebut. Jika kasus yang lebih langka terjadi di mana kedua orang tua menderita FH dan mewariskannya kepada anak, gejala yang timbul bisa jauh lebih parah dan lebih kompleks.
Pada umumnya, tingginya kadar kolesterol dalam darah memang merupakan hasil dari kombinasi antara faktor gaya hidup dan predisposisi genetik. Jenis kolesterol tinggi yang paling sering ditemukan adalah acquired hypercholesterolemia, yang berkembang akibat pilihan pola hidup tidak sehat. Contohnya meliputi konsumsi berlebihan makanan tinggi lemak jenuh atau lemak trans (seperti makanan cepat saji dan gorengan), kurangnya aktivitas fisik, kebiasaan merokok, atau asupan alkohol yang berlebihan.
Namun, bagi individu yang memiliki warisan genetik FH, kadar kolesterol cenderung akan tetap tinggi, bahkan jika mereka sudah secara ketat menjalani gaya hidup sehat. Dalam situasi demikian, penanganan mungkin memerlukan konsumsi obat penurun kolesterol dalam jangka panjang, bahkan seumur hidup. Hal ini berbeda dengan kolesterol yang disebabkan oleh pola makan, yang sering kali dapat dikendalikan secara efektif dengan perubahan diet dan penggunaan obat-obatan untuk sementara waktu.