Tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung. (Foto: PBSI)
TOKYO - Tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung gagal meraih hasil manis di laga comebacknya saat mentas di Japan Open 2025. Menurut pelatih tunggal putri Indonesia, Imam Tohari, penampilan buruk Gregoria tak lepas dari sudah lamanya sang pemain absen karena cedera, sehingga banyak insting-insting bermain yang menghilang.
Sebagaimana diketahui, Gregoria terhenti di babak 32 besar Japan Open 2205 setelah kalah dari wakil tuan rumah, Riko Gunji dengan skor 10–21, 12–21. Laga itu adalahi penampilan perdananya setelah absen selama tiga bulan karena vertigo.
1. Penyebab Utama
Imam Tohari mengatak Gregoria butuh waktu untuk mengembalikan performa terbaiknya. Jadi, atlet itu harus terus berlatih dan mengembalikan fokusnya agar dalam ajang-ajang lainnya bisa lebih baik.
"Untuk Gregoria setelah absen tiga bulan ini terlihat cara bermain dan insting-insting permainan dia yang hilang, belum menemukan ritme permainan yang semestinya," kata Imam Tohari dalam keterangannya, dikutip Senin (21/7/2025).
Imam Tohari mengatakan di level Super 750 dan 1000 ini memerlukan daya tahan yang tinggi. Hal itu menjadi salah satu faktor lainnya. Gregoria tidak bisa bersaing dalam Japan Open 2025.

"Saya melihat rally-rally panjang sering sekali terjadi. Selain fisik, fokus juga harus tahan. Ini yang belum kembali dari dia," sambung Imam Tohari.
"Kelincahan dan pukulan Gregoria juga masih ada keterbatasan. Jadi, ini pelajaran-pelajaran untuk dia menjelang World Championships nanti," tambahnya.