53 Juta Anak Sekolah Ditargetkan Ikut Program Cek Kesehatan Gratis (Foto: Freepik)
JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menargetkan sebanyak 53 juta peserta didik di seluruh Indonesia mengikuti program Cek Kesehatan Gratis (CKG) Sekolah pada tahun 2025. Program ini merupakan bagian dari program unggulan Presiden dan Wakil Presiden sebagai bentuk komitmen dalam memperkuat layanan kesehatan preventif sejak usia dini.
Program CKG akan menjangkau 282.317 satuan pendidikan, mulai dari SD hingga SMA/SMK, termasuk madrasah, pesantren, serta sekolah rakyat di bawah binaan Kementerian Sosial.
Dilansir laman Kemenkes, Rabu (6/8/2025), Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa program ini sejalan dengan visi dan misi Presiden Prabowo untuk memastikan seluruh penduduk Indonesia memperoleh akses layanan kesehatan. Pelaksanaan CKG di sekolah telah dimulai lebih awal di 72 sekolah rakyat berasrama.
Hasil awal menunjukkan bahwa masalah gigi menjadi keluhan paling umum, disusul gangguan mata, anemia, dan kesehatan jiwa.
“Saya juga terkejut, ternyata banyak anak kita memiliki masalah gigi, mata, dan kecemasan akibat penggunaan gawai,” ujar Menkes.
Salah satu inovasi dalam program ini adalah dimasukkannya pemeriksaan kesehatan jiwa. Hal ini penting, mengingat selama ini deteksi dini terhadap gangguan mental anak masih belum optimal.
“Kita mulai ukur (tingkat) kecemasan, depresi, agar bisa ditindaklanjuti lebih awal,” jelas Menkes.
Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas, dr. Maria Endang Sumiwi, menambahkan bahwa program ini menyasar anak usia 7 hingga 17 tahun, kelompok usia yang masih menghadapi berbagai tantangan kesehatan.
Data menunjukkan bahwa 1 dari 6 anak usia 13–15 tahun mengalami kelebihan berat badan (overweight), dan 1 dari 6 anak usia 5–14 tahun menderita anemia.
Jenis pemeriksaan yang dilakukan akan disesuaikan dengan jenjang pendidikan. Untuk SD/sederajat terdapat 13 jenis pemeriksaan, termasuk status gizi, tekanan darah, kebugaran fisik, gigi, mata, telinga, kesehatan mental, dan riwayat imunisasi.
“Untuk SD tidak ada pengambilan darah, jadi tidak perlu takut. Tidak ada suntik,” tegas Maria.